Backpack pertama ku

Sebenarnya perjalanan ini saya lakukan 5 tahun yang lalu, sebuah perjalanan nekad untuk seorang anak kampung yang baru 2 bulan di Jepang tanpa kemampuan cas cis cus Bahasa Jepang yang mumpuni. Kebetulan, saya berencana keliling Jepang bersama 4 teman sekelas saya (Katarina-Slowakia, Samuel - Prancis, Yama - Vietnam, Martin - Slowakia) di Jepang untuk mengisi libur natal dan tahun baru. Namun, karena ternyata saya harus ber-arubaito (part time job) di sebuah pabrik kimchi, saya terpaksa merelakan keempat teman saya untuk ber backpacking ria duluan. Dan, saya berkeputusan untuk melakukan backpacking sendiri as a lone ranger. Mengingat keterbatasan budget dan keterbatasan waktu, saya akhirnya memilih 3 kota untuk saya kunjungi, Fukuoka (yang cuman 45 menit naik kereta dari Saga, tempat tinggalku), Kyoto dan Nara.

Langkah pertama, tentunya harus membeli tiket. Kereta api sepertinya pilihan yang pas untuk kantong mahasiswa kere seperti saya. Apalagi ada tiket Juhachi Kippu yang memang cocok untuk mahasiswa pendatang, tiket ini memberikan kita kebebasan untuk menggunakan kereta api ekonomi ala Jepang kemanapun selama 5 hari dengan hanya membayar 11.500 yen. Laiknya kereta ekonomi di Indonesia, kereta ini pastinya berhenti di setiap stasiun. Jadi jangan membayangkan naik shinkansen the bullet train dengan Juhachi Kippu... impossible.

Kota pertama yang saya tuju, Fukuoka. Keberangkatan ke Fukuoka sih cetek, soalnya cuman 45 menit naik kereta. Berbekal milis PPI (PerhimpunanPelajar Indonesia) Fukuoka, saya berhasil mendapatkan tumpangan gratis di rumah salah seorang teman yang juga se-almamater dengan saya. Cihui, save money save money. Heheheh.

Semalam di Fukuoka, saya melanjutkan perjalanan ke Kyoto. Saya memilih berangkat malam, karena ternyata dengan Juhachi Kippu tadi, saya bisa naik kereta Kyushu Moonlight yang langsung dari Fukuoka ke Kyoto tanpa harus repot berganti ganti jalur kereta, jadi saya bisa istirahat semalam suntuk di kereta. Sedangkan kalau saya memilih berangkat pagi atau siang, saya harus tahu di stasiun mana saya harus turun untuk berganti kereta jalur yang lain. Amannya, yah pake yang Kyushu Moonlight tadi. Gak perlu gonta-ganti kereta.
my first morning at Kyoto
Sekitar jam 6, saya tiba di stasiun Kyoto yang membuat saya takjub karena bangunannya lebih mirip mall daripada stasiun, bertingkat-tingkat pula (dasar orang udik, hue hue hue). Saya sempat bengong, mau ngapain yah?? Pilihan pertama adalah mengunjungi Starbucks yang letaknya tak jauh dari stasiun. Sambil nongkrong, saya mencoba memikirkan mo ngapain yah pagi ini, maklum sebagai backpackers pemula saya gak ada clue mau kemana (karena cita-cita awalnya yang penting sampai di Kyoto). Akhirnya saya putuskan untuk mengunjungi kuil-kuil indah yang bertebaran di sekitar Kyoto.

Berebut air suci
Sejujurnya, Kyoto memang menyimpan sejuta pesona. Kyoto menyimpan sejumlah situs bersejarah, berada di Kyoto serasa berada di sebuah tempat yang memadukan pesona masa lalu dan modernitas. Menemukan wanita menggunakan kimono laiknya Geisha dan Geiko di Kyoto tidaklah susah, mereka mudah ditemukan di pinggir jalan. Untungnya pula, tersedia pusat informasi mengenai tempat-tempat wisata Kyoto di stasiun kereta, don't worry the costumer service speaks English perfectly.

Malam pertama di Kyoto kuhabiskan di bangsal sebuah perusahaan yang dihuni TKI dari Sulawesi, pertemuan tak sengaja kami membawa saya ke tempat penginapan mereka. Asyiik bisa saving semalam. Kegiatan ku di Kyoto dari pagi hingga sore hanyalah mengunjungi situs-situs bersejarah. Saya sempat bertemu dengan keempat teman yang kebetulan sedang berada di Kyoto. Bertemu dengan mereka benar-benar membuat saya senang as I do not recognize anyone in Kyoto. Kami malah sempat mengunjungi Nara yang ternyata tak kalah cantiknya dengan Kyoto.

Enjoying Nara with 4 kunyuks

Malam-malam sempat saya habiskan di Youth Hostel (losmen), menginap di rekan mahasiswa asal Indonesia (berbekal sok kenal sok dekat di situs PPI), namun yang paling mengesankan adalah malam tahun baru saya di Kyoto. Malam tahun baru itu, saya berjalan dengan keempat kunyuk ke sebuah kuil yang membunyikan sebuah gong besar 100 kali menjelang pergantian tahun. Dingin malam tak menjadi halangan untuk menantikan prosesi tersebut selesai. Benar-benar seru.

Namun, selepas itu, teman-teman saya harus kembali ke youth hostel mereka dan mereka meninggalkan saya sendiri. Yah, hari itu saya keasyikan tour around sampai lupa melakukan reservasi youth hostel, saya mencoba menghubungi teman mahasiswa asal Indonesia, tapi sepertinya dia tidak sedang berada di Kyoto malam itu. Wah... gaswat.... saya kembali ke stasiun Kyoto, mencoba menikmati sisa sisa euforia tahun baru di tengah salju yang turun dengan lebatnya. Saya tertidur dalam posisi meringkuk sambil memeluk ransel, dan beberapa kali terbangun karena menggigil kedinginan. Kuamati suasana sekeliling, ternyata banyak juga bule-bule yang melakukan ritual tidur yang sama dengan ku. Ah, setidaknya saya merasa aman. Spending my new year ever at Kyoto station is an experience which many people can not experience, isn't it?

Tanggal 1 Januari 2005, the first thing to do is ke public bath, berendam air panas "naked" dengan pengguna bath tub yang lain. Mungkin yang mendengar ini merasa lucu, tapi bisa merujuk pada postingan ku yang ini. Masih banyak kuil yang menanti untuk dikunjungi.

Ada beberapa yang saya pelajari sebagai backpacker pemula:
  1. Penginapan adalah hal yang sangat penting, jangan sampai kejadian menginap di stasiun Kyoto di tengah hujan salju terulang lagi. Memesan youth hostel jauh jauh hari sebelum travel akan sangat membantu. Mencari kenalan juga tidak salah, di Jepang setiap kota pasti memiliki PPI, dan beberapa member PPI sangat senang menyediakan akomodasi untuk rekan senegara nya yang sedang ber-backpack.
  2. Saya tidak merencanakan situs mana saja yang akan saya kunjungi di Kyoto dan Nara, untungnya saya sempat ketemu sama keempat teman tadi, dan mereka adalah kamus berjalan situs bersejarah Kyoto dan Nara. :). I am a lucky bastard.
  3. Makan. Jangan sampai karena niat mengirit jadi benar-benar memaksa tidak makan. Saya sendiri membawa persiapan mi instan yang bisa digunakan saat darurat.
  4. Bawa botol minum kemanapun, jadi bisa di refill saat kosong. Irit ongkos air mineral bukan?? ;)
Segitu dulu deh sekelumit cerita tentang pengalaman backpacker pertama ku. Banyak detail nama tempat yang sudah terlupa, maklum sudah 5 tahun (piss).

Sejak itu, saya sudah tidak pernah backpack lagi. Alasannya bukan karena kapok, tapi karena gak punya duit.


14 komentar
  1. mending udah ngerasain bekpekeran, akoh malah beyom pernah sekalipun.....hihihihi

    BalasHapus
  2. gimana kluar negri
    kluar kota aja ga punya duit T_T

    BalasHapus
  3. ih...cipu, boong banget si gak punya duit :P...ayo backpacking lagi yukyuk..dalem negeri dulu aja gimana?

    BalasHapus
  4. Cipu ....... bekpeker *bukan woodywoddpecker* tahun depan kemana?

    BalasHapus
  5. waah seru bangedd...

    jadi pengen punya duid bbuaanyaakk biyar bisa jalan jalan ke ln gituw ..

    andai a a a aku jadi orang kaya ...


    *oppie mode ON*

    BalasHapus
  6. waaa...pengalaman backpacking lo seru juga Cipuuuu.....

    sering2 nulis soal traveling juga dunk!!

    Jadi kapan kita backpacking bareng??

    Btw, gw udah di ibukota..kantor gw di Cilandak dan gw nge-kos di Jatipadang... haih, jauh ya dari tempat lu???

    BalasHapus
  7. @aci: he eh sekali doang
    @adria: mari menabung biar bisa jalan jalan
    @yasyirli: nantangin mo kemana neh??
    @Ichal: ada deh, tunggu aja tanggal mainnya
    @novi: masak namaku jadi CIpu Woodpecker (lmao)
    @Fenti: go to Japan lah... worth to visit kok
    @ntieholic: amiiin semoga kita bisa jadi orang kaya
    @Retri: he eh kantor ku dan kantor mu tak begitu jauh. Kita memulai nya jangan dengan backpack bareng yah, tapi busway bareng. (rofl)

    BalasHapus
  8. wuh enaknya.. kapan ya bisa ke sana *ngebayangin aja*

    BalasHapus
  9. Sayah juga ingin ke sana... sumpah ingin, pasti menyenangkan sangad tu

    BalasHapus
  10. (lol)

    jadi inget seseorang yang pengen baget ke jepang..

    babi... kopdaran sambil bekpekeran nyookkk....

    BalasHapus
  11. Wah seru bangeeeet!
    Aku ingat2 deh tips backpackernya cipu, walopun mungkin cuman jadi turis biasa aja kali yah (amin...amin...amin....)

    BalasHapus