Saat turis dan tuan rumah tak lagi berbeda (Part 1)

Dua hari ini saya kedatangan tamu, beberapa teman yang berkunjung dari Canberra. Sebagai tuan rumah yang baik dan tak kasar, saya meluangkan waktu menemani mereka selama dua hari ini. Kebetulan, mereka sampai sehari setelah take home exam selesai. Jadi sambil menemani mereka, sekalian itung-itung melepas penat setelah beberapa minggu terakhir harus kejar-kejaran sama Om Deadline.

Namun ternyata saya kurang berhasil menjadi tuan rumah yang baik. Kenapa? Saya belum begitu mengenal Melbourne serta event-event yang sedang berlangsung di kota yang sangat nyaman ini. Terbukti dari beberapa tempat yang diusulkan para tamu ini, saya hanya mengetahui sedikit tempat saja. (Sigh.... dasar tuan rumah yang tak berpengalaman). Akhirnya yang terjadi adalah saya seolah-olah ikutan jadi turis di Melbourne yang notabene adalah tempat saya berdomisili sekarang. Jadi malu sama teman-teman dari Canberra karena pengetahuan saya tentang Melbourne yang masih sangat minim.

Sea Shepherd, Bajak Laut yang tak membajak 
Berpose di depan kapal bajak laut Sea Shepherd hehehehehe


Kebetulan, rekan-rekan dari Canberra ini anak jurusan lingkungan juga, jadi kami nyambung banget begitu ngomongin tentang lingkungan. Salah seorang rekan Canberra yang berasal dari Jepang mengusulkan agar rombongan kami mengunjungi kapal Sea Shepherd yang kebetulan sedang berlabuh di Dermaga Melbourne. Sea Shepherd? Sepertinya saya tahu nama itu. Setahu saya, Sea Shepherd itu adalah kelompok radikal yang suka menyerang kapal-kapal penangkap ikan. Mereka (setahu saya lagi) brutal dan dikategorikan dalam kelompok radical ecology. Jadi tanpa pikir panjang saya mengiyakan ajakan para tamu saya ini. Saya sudah membayangkan akan melihat para aktivis lingkungan yang sangar karena kerjaannya tiap hari menyerang kapal penangkap ikan.

Sesampai di dermaga, sebuah kapal hitam berlambang tengkorak nampak nangkring dengan sempurna di dermaga Melbourne. Hmmmmm dari jauh kelihatan seperti kapal bajak laut. Waaaah makin menarik nih untuk masuk ke kapal ini. Begitu sampai, saya dan teman-teman disambut oleh mbak mbak serta mas-mas bule yang ramah dan santun (beda jauh sama prediksi awal, kirain sangar). Kami dipersilahkan masuk mengikuti tur seputar kapal. Banyak penjelasan yang saya terima tentang Sea Shepherd, dan ternyata banyak informasi sepihak yang saya dengar tentang mereka. Sea Shepherd memang melakukan banyak tindakan penyerangan ke kapal-kapal komersial penangkap ikan, tapi penyerangan yang mereka lakukan bukan untuk menyerang awak kapal tapi untuk menggagalkan penangkapan ikan. Mereka memiliki sejumlah kapal-kapal kecil untuk menyusup ke kapal penangkap ikan komersial dan merusak jaring-jaring penangkap ikan yang mereka miliki. Selain itu, ikan-ikan yang mereka tangkap dilempari dengan mentega biodegradable yang merubah bau serta tekstur ikan sehingga pasar tak akan membeli ikan-ikan tersebut. Dalam sebuah video saya menyaksikan kapal ini menabrakkan moncongnya ke kapal komersial yang sedang menangkap paus untuk menggagalkan upaya penangkapan paus
Serem juga neh lambangnya 
Saat ini mereka sedang berpatroli di kawasan Australia bagian selatan karena sejumlah kapal penangkap paus dari Jepang telah sekian lama beroperasi di kawasan tersebut untuk menangkap ikan paus. Ngapain coba jauh jauh dari Jepang ke selatan Australia. Jauh amat sih mainnya?, heheheheh. Sayangnya, jalur diplomasi kerap tak mempan untuk mencegah kapal-kapal dari negerinya Nobita ini untuk menginvasi wilayah-wilayah laut yang lebih jauh. Eksploitasi sumber daya laut seperti inilah yang sangat ditentang oleh Sea Shepherd.

Apa sebenarnya mau mereka? Sebenarnya Sea Shepherd tidak menghalangi penangkapan ikan asal kan ikan-ikan tersebut ditangkap dalam jumlah yang wajar. Penangkapan ikan dalam jumlah yang berlebih telah menyebabkan makin langkanya ikan. Selain berakibat pada rusaknya rantai makanan di laut, penangkapan ikan dalam jumlah yang berlebih oleh kapal-kapal besar terbukti merugikan nelayan-nelayan kecil yang kehabisan jatah ikan. Organisasi ini juga turut andil untuk menyelamatkan ekosistem laut saat kebocoran minyak British Petroleum di teluk Meksiko terjadi.

Saya sangat menikmati setiap ruangan dalam kapal ini. Saya sempat melongok dapurnya, sempat menikmati film pendek di ruang nonton nya serta menyempatkan diri duduk di ruangan makannya. Yang bikin saya makin takjub, ternyata kru kapal Sea Shepherd makan dengan menu Vegan. Wuahhhh berat yahhhh.
Suasana ruang kemudi
Ruang nonton tipi 

Sea Shepherd merupakan organisasi yang berisi relawan-relawan yang memang mendedikasikan hidupnya sebagai pembela lingkungan. Ada beberapa orang yang saya temui memiliki latar belakang pekerjaan yang lumayan mapan, namun semuanya ditinggalkan karena merasa menjadi relawan di Sea Shepherd memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka. Dana yang mereka dapatkan umumnya dari donasi. Jangan salah, organisasi ini ternyata banyak didukung oleh para petinggi Hollywood, sebut saja Sean Penn, Pierce Brosnan, Anthony Kidies nya Red Hot Chilli Peppers, Brigitte Bardot dan sederet artis lainnya. Organisasi ini didirikan oleh Paul Watson dan telah berjuang selama lebih dari 30 tahun untuk menyelamatkan ekosistem laut. Cara-cara radikal memang terbukti mengundang banyak perhatian, sayangnya upaya Sea Shepherd tak kunjung berhasil menciptakan pembatasan penangkapan ikan di dunia. Negara-negara maju makin giat saja menginvasi wilayah perairan negara-negara lain hanya demi kebutuhan konsumsi negara-negara tersebut.

Bagi yang tertarik melihat aksi mereka bisa klik di sini. Banyak kok video tentang sea shepherd. Pastinya ada yang pro dan ada yang kontra. Silahkan beropini.

Guys, untung yah saya didatangi oleh tamu-tamu yang update event. Mereka benar-benar tamu yang melakukan research dulu sebelum memulai perjalanan ke Melbourne. Jadinya, bukan tamu nya saja yang tambah wawasan tapi tuan rumah nya juga (tepok jidat karena merasa gagal jadi tuan rumah yang baik, hehehehehe).

(To be continued)
17 komentar
  1. wah ada nelayan Indonesia ngak yg ketangkap kapal itu?

    BalasHapus
  2. hehehe wajar lah, elo kan masih terhitung baru disana tp kl uda setahun disana elo masih ga tau apa2 itu baru kelewatan
    eh keren banget kapalnya, kadang gw suka mikir kl kerja di greenpeace atau sea shaperd atau NGO lingkungan ky gini pasti asik, bisa ngejaga lingkungan hidup

    BalasHapus
  3. ahiy,,, kapal item lambang tengkorak, ternyata kru nya ramah, pecinta lingkungan & vegan. Itu namanya Muka Preman Hati Rinto Harahap wwkwkwkk...

    BalasHapus
  4. hebat banget Sea Shepherd, sangat peduli terhadap lingkungan terutama keanekaragaman yang ada di laut. Memang harus seperti itu, jadi tidak ada eksploitasi yang berlebihan. wuihhh keren banget !!!!!!

    BalasHapus
  5. benar-benar luar bisa ya perjuangan mereka..perlu konsistensi dan semangat yang luar biasa besarnya untuk bisa bertahan selama 30 tahun menjadi penjaga lautan..

    salut untuk mereka..

    BalasHapus
  6. Kaalnya kereeenn...
    kira-kira sea shepherd pernah mampir ke wilayah indoneia nggak ya?.. pasti bakalan banyak tangkepan tuh, secara banyak ilegal fishing di negara kita.

    umm.. liat setahun lagi deh, apa Cipu bisa jadi duta wisata Melbourne :D

    BalasHapus
  7. Wah beruntung ya bisa dapet tamu yang justru membuka wawasan kita sebagai tuan rumah. Cool.

    hemmm,,,the more I read your blog, the more I become curious about Australia. I hope next year I could go and eksplore part of Australia.

    BalasHapus
  8. Wohooo... liputan lengkap setelah chat tentang sea shepherd yang terputus.

    Hebat ya, salut dengan orang-orang yg mendedikasikan dirinya untuk sesuatu yang mereka yakini. Melepaskan semua kemapanan hidup demi sebuah tujuan mulia, padahal jalan yg mereka tempuh ngga mudah. Salut!!!

    Jadi, lo mau ikut greenpeace, sea shepherd ato walhi?

    ;))

    BalasHapus
  9. cipuuuuu...foto gw yg ama crew sea sepherd yg ganteng itu e-mailin ke gw dooongg...jgn diapus yaa..

    BalasHapus
  10. Saya suka sekali sama bajak lauuuuutt.. haha.. Gara2 nonton pilemnya mas joni deep! :))

    Cipu, ituh foto header blognya keren sekali! Yg ngegantung itu layang2 kah? Suka dg motifnya, etnik bgt, milik suku Aborogin kah? :)

    BalasHapus
  11. kapalnya kuerenn >,<
    hmmm koq ada bulu babi berkliaran dsana gak ditangkep ya hmmmmm :p

    BalasHapus
  12. wow... sangar bener kapalnya kk. kapan2 kalau mereka merapat ke Indonesia main ah ke sana. :p

    omong2 soal kapal penangkap ikan, saya jadi ingat cerita waktu di singkawang dulu. nelayan2 berperahu kecil di sana sekarang tangkapannya semakin berkurang, kalah saing dengan kapal-kapal berpukat tarik. mungkin suatu saat sea shepherd bisa ke sana ya.. :p

    BalasHapus
  13. gile ya tu kapal.. mantap banget, kayak di film2...
    baca artikel cipu yg ini menambah wawasan bgt. saya baru tau kalo ada orang yg sampe sebegitunya banget menyelamatkan lingkungan.. humm,kapan ya bisa kayak mereka..

    BalasHapus
  14. saya tertumbuk pada logonya..
    mengingatkanku pada komik one piece hihihi :D

    BalasHapus
  15. Dija takut lihat lambangnya Om...

    BalasHapus
  16. harusnya Indonesia punya kapal gitu juga yaaa

    sebagai bangsa pelaut, dengan lautan yang lebih banyak dibanding daratan

    BalasHapus