Christchurch, ramah pada turis kere

Pesawat JetStar yang saya tumpangi meninggalkan Wellington menuju ke Pulau Selatan New Zealand. Penerbangan 45 menit ini sungguh menyenangkan, bukan saja karena cuaca yang cerah tapi juga karena saya melintasi deretan pegunungan yang puncak nya masih diselimuti salju. Indah nian. Keberangkatan saya ke pulau selatan New Zealand sebenarnya baru terencana saat saya sudah berada di Welington, ide nya pun muncul saat mendengarkan cerita bahwa rugi kalau ke New Zealand dan gak ke pulau selatan. 

Tak lama berselang, pesawatpun mendarat di Christchurch, kota dengan populasi terbesar kedua di New Zealand setelah Auckland. Kesan pertama saya akan kota ini: menyenangkan. Gimana tidak, saya diajak ngobrol dengan ramah oleh supir bus bandara yang mengantarkan saya ke pusat kota. Selain itu, meski penduduknya terhitung kedua terbesar, ternyata Christchurch tidak sebesar kota-kota provinsi di Indonesia jadi ga ada macet. Poin tambahan untuk kota ini adalah kota ini ramah turis. kok bisa? Christchurch menyediakan layanan free shuttle keliling kota dengan frekuensi empat kali dalam sejam. Saya sebagai turis kere, merasa sangat dimanjakan dengan layanan bus ini. Kota yang sejatinya tak begitu besar ini jadi terasa bisa dijelajahi dalam sehari. 
bus kuning gratis, berkah bagi pelancong kere

Sebuah gempa besar melanda Christchurch di bulan September, namun tak nampak banyak puing-puing reruntuhan gempa yang tersisa. Kota ini nampaknya cepat berbenah, tak suka terlalu dirundung duka karena musibah yang terjadi. 
Cathedral Square menyambut natal 

Cathedral square dari depan

Landmark utama kota ini adalah Cathedral Square. Cathedral square dibangun pada abad 19 dan terletak di tengah-tengah kota. Untungnya penginapan backpacker yang saya tempati letaknya sangat dekat dengan Katedral. Cukup ngesot menyeberangi jalur tram, sampai deh. Bentuk katedral ini sebenarnya tak unik-unik banget, namun karena letaknya tepat di jantung kota menjadikan landmark ini sebagai kawasan yang ramai akan pejalan kaki. Pada hari-hari tertentu,  malah diadakan pasar kaget di pelataran katedral. 

Sepertinya Cathedral Square menjadi pusat kegiatan turis di Christchurch. Saat saya mengamati sekeliling tempat ini, saya sadar bahwa semua sarana yang dibutuhkan turis ada di sekeliling Cathedral Square. Penanda pertama adalah Visitor Centre yang menjadi pusat informasi para turis kesasar dan tempat bertanya paket-paket wisata apa yang tersedia di Christchurch mulai dari yang gratisan hingga yang tak terjangkau kocek saya. Penanda kedua adalah hotel dan penginapan. Tersedia beberapa tempat menginap di sekeliling Cathedral square mulai dari yang berbintang seperti Novotel hingga kelas memelas seperti penginapan Base (yang kebetulan adalah penginapan saya). Penanda ketiga: beberapa toko suvenir dengan harga barang yang bervariasi serta jenis barang yang tak kalah bervariasinya. Toko suvenir selalu ramai dipenuhi turis, dan saat saya masuk ke toko-toko ini, pengunjung dominan adalah turis turis separuh baya dari Jepang. Penanda keempat adalah integrasi transportasi. Cathedral square boleh dikatakan ramah pada pejalan kaki terbukti dari banyak nya ruas jalan yang tersedia khusus untuk pejalan kaki. Tak hanya itu, tram antik juga melewati cathedral square dan membawa penumpang dari tempat ini ke tempat-tempat menarik lainnya di Christchurch. Bus gratis untuk turis pastinya melewati kawasan Cathedral Square. Tak lupa bus bandara serta bus antar kota yang pasti ngetem nya di Cathedral Square juga.. 
Hagley Park dan Sungai Avon 

Sebuah cafe di tepi sungai Avon

Christchurch juga dikenal sebagai garden city karena kota ini memasukkan taman kota sebagai cirinya. Hagley Park adalah tempat pertama yang saya kunjungi, karena lokasi yang tak jauh dari tempat penginapan. Hagley Park merupakan jalan yang bisa ditempuh untuk menuju ke sebuah hotel ternama. Taman ini dialiri sungai Avon yang tak begitu lebar namun memiliki air yang cukup jernih. FYI, ada paket wisata bagi mereka yang ingin berperahu kecil menyusuri Sungai Avon di Christchurch. Selain Hagley Park, saya juga menyempatkan diri ke Worcester Boulevard yang juga berupa taman kota dengan aliran sungai Avon di pinggirnya. Sekali lagi taman yang ditawarkan kota ini tak begitu istimewa, namun karena lokasi nya yang strategis di kawasan perkantoran menjadikan taman ini terasa bermanfaat untuk mengimbangi kesibukan kota. 
Worcester Boulevard, taman di tengah kota.... Strategis


Tempat lain yang juga mungkin menarik dijelajahi adalah Christchurch Botanic Garden. Tempat ini jelas kalah jauh dari Taman Bunga Nusantara di Indonesia. Tapi yang namanya botanic garden, lumayan lah buat jadi penghibur dikala ingin mengirit. Lumayan buat menghirup udara segar, lumayan buat memotret bunga-bunga yang sedang mekar, lumayan buat menikmati bebek berenang sepanjang sungai Avon, lumayan melihat anak-anak sekolah mengikuti tur sekolahnya, lumayan buat menikmati air mancur nya yang standar banget (lagian ngapain yah jauh-jauh ke New Zealand kalau cuman mau lihat air mancur). 
Botanic Garden

Botanic Garden Too 

Botanic Garden and Avon River

Kunjungan saya ke Christchurch memang adalah kunjungan yang irit, saya tak keluar banyak selama di kota ini karena saya menabung uang saya untuk trip saya selanjutnya ke Queenstown. Lebih banyak hal yang patut dicoba sih. Sebenarnya bagi yang berminat, bisa menikmati paket wisata tram dan gondola di tempat ini. Bagi pecinta ilmu pengetahuan, Christchurch memiliki International Antartic Centre yang berisi wahana pengetahuan  benua Antartik. 

So, meski bergelar garden city, kota ini sebenarnya tidak memiliki taman yang benar-benar cantik, Christchurch hanya memiliki taman yang posisinya strategis. Namun, Christchurch tetap memiliki pesona bagi para pengunjungnya karena kota ini begitu memanjakan para wisatawan yang datang ke tempat ini. 
19 komentar
  1. Botanical gardennya cantik karena punya warna-warni yg jarang banget bisa ditemuin di Indonesia. Makanya gue 'nuduh' semua foto pemandangan lo hasil editan photoshop karena warna-warninya itu subhanallah cantik banget. Membuat gue berjanji suatu saat gue juga akan melihat warna-warni itu dengan mata kepala sendiri :)

    Segala sesuatu yg gratisan itu emang menyenangkan ya puuu.. ;))

    BalasHapus
  2. baru denger ada pelancong kere... ok g papa

    BalasHapus
  3. cerita bang cipu makin mengiming2i saya buat cepet2 lulus kuliah nih. :)

    christchurch seger banget keknya. tamannya terletak di lokasi strategis.. jadinya di kota mata gak melulu lihat bangunan.

    BalasHapus
  4. cipu, itu gambarnya lu moto sendiri? keren-keren banget ya... :)

    BalasHapus
  5. kalo nggak salah Airasia juga buka penerbangan langsung ke critchurch bari-baru ini deh.. tapi saya lupa asalnya dari Malaysia ato Indonesia.

    nggak main ke pantai disitu Pu?..

    tapi liat dari cerita loe, beraa eropa banget kayaknya yah suasananya?

    BalasHapus
  6. Ya ampuuuun.... bagus banget botanic garden nyaaaa.... Lebih bagus dr Kebon raya Bogor... mau kesanaaaa... *semangatnabung*

    BalasHapus
  7. enak bgt ya ada bus gratisan gitu
    cip next time coba deh foto2 elo di edit dikit, kontrasnya dimainin pake microsoft office pic editor, kontrasnya dimainin biar gambarnya jd lbh jelas lebih jelas

    BalasHapus
  8. wuihhh...keren..!!!
    kotanya sangat photogenic..enaknya ke sana bawa2 kamera DSLR..pulang2 bisa bawa banyak gambar buat kalender..:D

    btw, thanks sudah gabung di AngingMammiri.org, kalo sempat gabung di milis juga nah..
    blogger_makassar@yahoogroups.com
    rame lho..banyak cerita tentang blog dan pastinya tentang Makassar..:D

    BalasHapus
  9. Wah penting bgt tuh, kota yg ramah untuk backpacker !! hihihi

    Anyway, gak ada pantai ya ? GIVE ME BEACHES PICTURES PLS

    BalasHapus
  10. Sepertinya saya bakal betah deh ngopi-ngopi di cafe yang bersisian dengan Sungai Avon itu. Atau tidur-tiduran di taman yang dilintasi Sungai Avon itu.

    BalasHapus
  11. wah, subhanallah indaaaah bangeeet botanical gardennya. ngeliat fotonya aja berasa sejuk, adem, dan menenangkan. bunga2nya warna-warni bgt..
    enak ya bisa pake shuttle bus keliling kota. kayaknya kota ini sengaja membuat para turis rame datang supaya bisa menikmati kotanya.
    tahun depan deh, insya Allah saya kesini.

    BalasHapus
  12. Whuiii keren2 picnya Cip! Lagi2 daku bertanya2, kapaaaan ya bisa jalan2 kyk gitu. hiks

    BalasHapus
  13. andaikan semua bis yang ada dijakarta macam bis kuning yang cantik itu, pasti tiap hari gw bakal naik bus. gak naik bajaj kemana2. wakakakakakakk....

    resolusi 2011 selain prancis adalah slandia baru, 10 juta ajah gitu tiketnya sekali jalan, mareeeee gw akan jual diri mulai sekarang. tanteeeee beli akyuuuuuuuuuuuuu

    BalasHapus
  14. oh iya, kalo ke Selandia Baru ngak perlu visa lagi kah? wah enak kalo gitu jalan2nya :D

    BalasHapus
  15. wow great place, wonderful garden.

    Oh namanya hampir sama.

    BalasHapus
  16. kerennn!! tamannya itu loh, ckck.. keknya bakal betah duduk2 saja, bengong disitu.. uhff..
    susah untuk mengomentari postingan jalan2 kek gini tanpa nada iri, hehehe..
    lagi liburan kah kak? jalan2 tyuss :D

    BalasHapus
  17. wuuuuah tamannya benar benar indah
    penuh bunga dan daun warna warni,
    foto foto di situ pasti menghabiskan memory card dan batre yaa...

    duh Cipu,
    berhentilah membuat kami semua iri!!!!!!!

    BalasHapus
  18. kapan kapan, Dija mau kesana Om...

    doain ya Om...

    BalasHapus