Menyepi di Gili Nanggu

"Cipu, do you know other Gili apart from the three famous Gilis?", pesan singkat Whatsapp masuk saat saya sedang sibuk ngerjain data dan belajar sebuah software di kantor. Si Chris nampaknya memang sangat excited tentang rencana liburannya ke Lombok. Saya memang sudah bilang ke Chris bahwa saya mau nemenin dia travel di Lombok tapi tidak ke tiga Gili terkenal itu. 

"What about Gili Nanggu?", saya sendiri belum banyak riset tentang Gili Nanggu,cuma pernah dengar entah dari siapa bahwa Gili Nanggu itu indah. Jadi saya menjawab pertanyaan Chris sekenanya saja. 

4 menit kemudian 

"Hey the place looks nice, can you book it for one night? So we could have time formorning and afternoon snorkel there ?", Temen bule saya ini memang sangat decisive. Sudah kebelet liburan nampaknya.

10 menit kemudian 

"Booked, Chris. No advance payment needed, we'll pay the room once we got there", jawab saya setelah kasak kusuk mencari no telepon penginapan dan mengontak langsung pengelolanya. 

"Perfect, mate", jawab Chris. Saya kembali ke rutinitas dan tenggelam dalam data.

Tenggelam dalam data (salah caption)


Saat hari yang dinanti itu tiba, saya dan akhirnya bisa bertemu Chris di daerah Senggigi. Begitu bertemu, kami sudah harus ganti rencana. Chris ingin memperpendek waktu di Senggigi jadi kami bisa punya lebih banyak waktu di Gili Nanggu. Untungnya, saat saya menghubungi pengelola penginapan di Gili Nanggu, mereka masih ada kamar untuk saya dan Chris yang rencananya akan tiba sehari lebih awal dari jadwal yang direncanakan. 

Sabtu pagi, kami dijemput mas Koko (pemilik mobil yang kami sewa hari itu) yang mengantar kami ke arah selatan menuju lokasi perjanjian kami dengan kapal penyeberangan milik pengelola penginapan Gili Nanggu. Begitu tiba di lokasi, sebuah perahu kecil telah menunggu kami di bibir pantai. Kami bergegas naik ke perahu, tak sabar ingin melihat Pulau Nanggu yang (katanya) indah. 

Selang 40 menit, perahu yang kami tumpangi melambat dan tak lama kemudian ditambatkan ke sebuah dermaga terapung yang menyambut kedatangan saya dan Chris. Dari dermaga saja kami sudah melihat ikan-ikan berwarna-warni lalu lalang seolah ikut menyambut kami. Gili Nanggu adalah sebuah pulau kecil dengan resort sederhana, jadi penduduk pulau ini tak lain adalah pengelola dan pekerja resort saja. Begitu tiba di Dermaga Gili Nanggu, HPN (hasrat pengen nyebur) itu tiba tiba muncul dan tak sudah tak dapat dibendung lagi. Kami buru-buru check-in dan dalam sekejap sudah berada di bibir pantai dengan swimming suit dan peralatan snorkel.

Pantai jernih Gili Nanggu

Berbekal arahan pengelola resort, saya mulai snorkel di tempat tempat yang mereka rekomendasikan. Sementara Chris hilang entah kemana, nampaknya dia mencoba mengeksplorasi perairan Gili Nanggu. Ternyata memang banyak ikan di Gili Nanggu yang tak malu malu menemani saya, sang pendatang baru, berenang bersama hehehe. Saya tak perlu bawa bawa roti sebagai umpan seperti di tempat tempat snorkel lain. Jam makan siang, saya segera men-darat (baca:meninggalkan perairan menuju daratan) dan menuju satu-satunya rumah makan di Gili Nanggu. Menu nya lumayan variatif dengan harga makanan minimal Rp 40 ribu. 

Sehabis makan, Chris mengajak saya untuk snorkel lebih jauh, tidak hanya di bibir pantai. Saya agak kepayahan mengikuti kecepatan berenang Chris, maklum dia sudah terbiasa berenang freestyle, beda dengan saya yang biasanya berenang gaya teri kelelep, paus mabok dan dugong pingsan. Saya di bawa Chris ke sisi barat pulau dan berenang kira kira 200 - 300 meter meninggalkan bibir pantai. Kedalaman ke dasar laut antara 3 - 5 meter. 

"From here we just need to follow the current, it will take us down there", kata Chris sambil menunjuk ke sisi lain pulau. 

Oh ini toh sebabnya dia menghilang tadi, ternyata dia sedang mencoba medan. Dan dia mengajak saya untuk ikut dia setelah lunch. Chris mengajak saya ke tempat ini agar saya lebih bisa menikmati alam bawah laut perairan Gili Nanggu. Memang butuh sedikit tenaga lebih untuk berenang ke tengah, namun ternyata ada hikmahnya. Di posisi saya terapung sekarang, saya akan didorong pelan-pelan oleh arus menuju ke sisi lain pulau ini. Ah thanks to Chris hehehe. 
Met Nemo and his Dad

Arus mulai pelan pelan mendorong saya ke arah selatan pulau, saya tak henti hentinya mengagumi warna warni terumbu karang di bawah saya. Dan yang lebih mencengangkan saya adalah warna warni terumbu karang hasil bertani terumbu karang pengelola resort Gili Nanggu. Di bawah saya mulai nampak meja meja besi berhiaskan terumbu karang hasil tanaman (coral farming). Saya makin mengerti kenapa saya diajak melalui tempat ini. 

Sore itu saya habiskan menyusuri sisi barat Gili Nanggu, mengeksplorasi hutan kecil di Gili Nanggu dan menikmati sunset Gili Nanggu yang syahdu (halah) dan selanjutnya kembali ke bungalow. Bungalow di Gili Nanggu berbentuk rumah panggung. Bagian atas adalah kamar, sedangkan bagian bawah dilengkapi dengan kamar mandi, bangku panjang dan hammock untuk menikmati angin pantai. Malam itu kami menghabiskan malam dengan ngobrol ngalor ngidul dengan tetangga bungalow tentang..... hidup (tsssaaahhh). 

Keesokan harinya, Chris mengajak saya mengeksplorasi sisi timur Gili Nanggu. Lagi lagi saya diajak berenang ke tengah dulu oleh Chris. Dan pelan pelan mengitari Pulau ke arah selatan. Ternyata terumbu karang di sebelah timur pulau juga sangat beragam dan berwarna warni. Belum lagi gerombolan ikan beraneka warna yang lalu lalang di hadapan kami. Kami pelan pelan menuju ke arah selatan. Chris berulang kali menyelam ke bawah merekam ikan ikan dan terumbu karang dengan menggunakan kamera GoPro barunya. 
Thanks GoPro

Sehabis makan siang, kami kembali menyusuri sisi barat demi bisa merekam terumbu karang hasil coral farming pengelola bungalow pulau ini. Punggung saya sudah coklat sempurna karena terus-terusan terpapar sinar matahari, hasil snorkeling 2 hari. Ah who cares? Gak tiap hari ini. 

Senin siang, tiba saatnya saya dan Chris meninggalkan Gili Nanggu menuju ke Bandara Internasional Praya. Saya akan menuju ke Jakarta, dan Chris akan ke Bali untuk kemudian bertolak ke Melbourne. Selasa pagi dia sudah harus ngantor soalnya. Rasanya enggan meninggalkan pulau indah ini. Mungkin alasan kami menyukai tempat ini adalah karena tempat ini tidak dipenuhi oleh terlalu banyak pengunjung, jadi terasa lebih tenang, damai, aman dan sentosa. 

Let's have fun in Gili Nanggu
Kapal kecil pelan pelan meninggalkan Gili Nanggu, ah waktu terasa sangat cepat berlalu kalau lagi liburan yah. Oh iya, saya dapat cinderamata dari pulau ini: kulit gosong dan bekas luka sayatan memanjang di kedua betis akibat tergores bagian bawah dermaga saat snorkeling.    

Info: 

Untuk penginapan di Gili Nanggu dan penyewaan penyeberangan ke Gili nanggu, dapat menghubungi no 0812 3797 2299, info lengkap tentang Gili Nanggu silahkan klik disini. Disarankan untuk membawa cash saat ke Gili Nanggu karena fasilitas ATM dan gesek tidak tersedia di Gili Nanggu. 

Sewa Bungalow di Gili Nanggu adalah sekitar Rp 400.000 (low season) dan Rp 500.000 (high season), sudah termasuk sarapan. 

Gili Nanggu memiliki peralatan snorkel yang dapat disewa murah meriah.

Untuk penyewaan kendaraan selama di Lombok, saya mempercayakan kepada pak Koko yang memberikan biaya sewa yang kompetitif. Pak Koko dapat dihubungi di 0812 3947 0242.    

12 komentar
  1. Weh...asyik bro...snorkeling. Bisa liat pemandangan bawah laut yang indah. Gituu awalnya di ajak ogah-ogahan akhirnya malah jadi selfie dalam laut. Hahahahaha...

    Serasa kepunyaan sendiri ya pulau itu kalau sepi gitu. Surga dunia.

    Salam ke Nemo sama Bapaknya ya.

    Nice share.

    BalasHapus
  2. Snorkling....selalu mengasyikan. Softcoralnya masih terjaga ya di sana. Btw snorkling ngak pakai baju..ngak dingin tuh Bang Cipu ?

    BalasHapus
  3. Ihhh qta jg dah pernah kesini, tapi sebelnya lg dateng bulan jd ga snorkel, cakep juga ternyata yahh, ih nyesel ga snorkel.
    Kita ga nginep dsitu tapi di seberangnya, di sekotong.

    BalasHapus
  4. keren artikelnya, kayaknya rame tuh

    BalasHapus
  5. Sudah lumayan lama nggak nyebur dan foto-foto di sini sukses bikin saya mupeng hahahaha...

    BalasHapus
  6. selalu pengen balik lagi ke pulau itu :"(

    BalasHapus
  7. @Aji Wibowo
    wuowwwww kerennnn, baiklah next time kalau k lombok lagi destinasinya gili nanggu ajah. Private beach gituh, terumbunya masih bagus dan terawat yah
    *salam buat christ, ups hahaa

    BalasHapus
  8. kameranya 7D tu kereeen banget!!!

    waktu menyelam, ketemu deni manusia ikan gak???
    btw, kamu "kenal" deni gak sih?

    BalasHapus