Berpisah dengan Aluma

Tingkat turnover di kantorku lumayan tinggi. Tidak terhitung sudah banyak yang datang dan pergi. Maklumlah status kami memang bukan pegawai tetap, tapi pegawai "kontrak" dengan periode kontrak yang kadang tak menentu.
Saya jadi mulai terbiasa dengan perpisahan. Beberapa teman baik juga sudah meninggalkan tempat kerja kami. Saya pikir saya cukup tegar dan memang tegar saat harus berpisah dengan teman-teman kantor. Saya selalu berpikir, toh kita masih tetap bisa connect via email, facebook, YM, atau pun media lainnya (udah gak mungkin via kantor pos kan?)
Tapi kemarin sepertinya menjadi perpisahan yang agak berbeda. Rekan kami yang harus pergi ini adalah rekan semua orang, tidak bermasalah dengan siapapun di kantor, lucu, bijak dan segudang positive attitude lainnya. Saat datang ke Indonesia, namanya Aluma Araba, akan tetapi sekarang namanya menjadi sangaaat panjang: Daeng Raden Aluma Araba Ameri Harahap Ronggolawe Sembiring (Mudah-mudahan urutannya benar, hehehe). Ini karena Aluma selalu mendapat gelar (tambahan nama) di setiap tempat yang dikunjunginya, mungkin karena orang-orang terkesan dengan kepribadian dan penampilannya. Aluma memutuskan untuk kembali ke Afrika dan tidak memperpanjang kontraknya.

Kemarin, saat Farewell Party, sangat terlihat Aluma berusaha untuk tetap tegar di hadapan kami, teman-teman kantornya. Saat berjabat tangan dan berpelukan dengan kami satu per satu, suasana begitu khidmat. Beberapa rekan menangis, berkaca-kaca. Tiba giliran ku, saya berbisik: Good bye, my enemy. Dia tersenyum. Setelah suasana khidmat itu, Aluma langsung menuju ke mobil menuju ke Bandara.
Good bye, my African enemy :') .

PS: Saya dan Aluma mendifinisikan pertemanan kami sebagai permusuhan abadi. Permusuhan yang positif (gak ngerti kan? Saya juga ....)


9 komentar
  1. Toeeeng~ masi perawan neeeh..

    Wakakakakkaaka..

    BalasHapus
  2. klo jauhnya cuman beda kota mending. Nah eni, afrika...

    jauh giiiileeee....
    ho oh, deh. masi bisa lewat facebook ama YM. tar klu kangen tinggal nyamperin ksono.

    *ongkosnya gmn fud ?*
    yg jelas fuda nga bisa ngongkosin :P
    huihihihihihi...

    (udah gak mungkin via kantor pos kan?)

    Baaaaah, Hare geneee kantor pos surat2an ... (siti nurbaya kali, pake pos2an) kowwkokowkowkow

    BalasHapus
  3. lama2 kebal juga ya dgn yg namanya "farewell" di deptan... gak tau kalo cipu yg akhirnya hrs ngucapin "farewell" ke temen2 yg masih tinggal di deptan... btw bukankah dirimu "enemy" semua org2.. :)

    BalasHapus
  4. Daeng Raden Aluma Araba Ameri Harahap Ronggolawe Sembiring,.....wah nama temennya cipu panjang amat yaaaaa..

    lebih-lebih kalo ditambahin:

    Daeng Raden Aluma Araba Ameri Harahap Ronggolawe Sembiring Mangku Wanito Wudo Sedoyo.
    wakakakakaka

    BalasHapus
  5. It's a small world my friend :) Mudah-mudahan lu bisa ketemu sama your "best enemy" someday :)

    BalasHapus
  6. Ada waktu bertemu, ada waktu berpisah... Tapi tetep gw paling sedih tiap perpisahan, apalagi kalo orang yang pergi ato kita tinggalin itu adalah orang baek2x.

    BalasHapus
  7. @cipu, akhirnya bisa ngasih komennya. Komennya apa yah, oh ya gini, datang dan pergi adalah sebuah keniscayaan dalam hidup, untuk memutar roda dunia. Yang penting adalah jiwa dari pertemanan tersebut tidak pernah hilang dalam diri kita. Pertemanan yang sejati adalah pertemanan yang tidak lekang oleh masa. Semoga memperoleh ganti yang lebih baik dan semoga si temen afrikanya memperoleh yang terbaik dengan keputusannya itu. Makasih yah. Makasih telah menjadi temanku.

    BalasHapus
  8. Saya ngerti maksudnya positive enemy... maksudnya itu... permusuhan yang menyebabkan good conflicts...

    Karena Cipu suka cari musuh (in a good way), maka Cipu juga banyak mengalami conflicts (in a good way too)... Konflik2 yang berkualitas, gak ecek ecek...

    Mengerti?

    BalasHapus
  9. aku ngerti kok..the enemy itu ...

    BalasHapus