Thawaf di Embung Tambakboyo
Pesawat yang saya tumpangi mendarat tidak mulus di bandara Adisucipto Yogyakarta, pesawat sedikit berguncang dan selanjutnya melambat. Barusan adalah penerbangan terlama ke Yogyakarta, terima kasih kepada tamu VIP yang menggunakan bandara Adisucipto dan membuat pesawat yang saya tumpangi harus berputar berulang-ulang di langit Yogyakarta. Saya akhirnya bisa mendarat dengan selamat setelah menempuh perjalanan Jakarta - Yogyakarta dalam waktu dua jam. Belum termasuk antri untuk take off selama sejam di Bandara Soekarno Hatta.
Ah saya seharusnya sangat senang bisa tiba di Yogyakarta, kota yang selalu menyenangkan untuk dikunjungi. Kedatangan saya kali ini untuk urusan pekerjaan. Dan begitu tiba di hotel yang lokasinya dekat dengan bandara, saya mulai tenggelam membaca bahan bahan yang harus saya siapkan untuk hari berikutnya. Sambil membaca bahan tersebut, iseng saya google: tempat lari di Yogyakarta. Muncullah beberapa nama, diantaranya Grha Sabha Pramana UGM dan Embung Tambakboyo. Saya menghentikan kegiatan baca materi dan mulai serius menimbang-nimbang kedua tempat ini, kira kira besok subuh tempat mana yang akan saya kunjungi. Saya tentu tak asing dengan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, saya sudah sering melewati tempat ini, jadi sepertinya saya akan menjadikan tempat ini sebagai alternatif kedua. Embung Tambakboyo dari penamaan saja sudah membuat saya penasaran. Saya mulai meng-google tempat ini dan mendapatkan foto foto menarik, tak lupa saya meng-google map untuk melihat berapa jauh jaraknya dari hotel saya. Hasil pencarian saya menunjukkan kalau tempat ini jaraknya cukup dekat dengan hotel saya. Saya tertidur malam itu dengan keputusan bulat bahwa besok pagi saya akan menunaikan ibadah lari di Embung Tambakboyo.
Embung Tambakboyo at 5.35 am |
Setelah sholat subuh, saya memesan taksi menuju Embung. Untungnya pak supir taksi tahu dimana Embung yang saya maksud. Di perempatan UPN Veteran, taksi berbelok menuju ke perumahan MBS. Setelah itu berbelok sekali lagi menyusuri turunan dan tibalah saya di Embung Tambakboyo pukul 05.30 pagi. Dengan membayar uang masuk sebesar Rp 3000 ke Bapak Penjaga, saya resmi memasuki tempat ini dan segera memulai ibadah lari saya. Ritual pemanasan saya yang agak tidak biasa sudah membuat orang orang yang lewat melihat saya dengan aneh, hahahahq, mereka belum mendengarkan lagu playlist lari saya yang penuh dengan lagu lagi qasidah dangdut arab ala Mas'ud Sidik dan lagu lagu dangdut yang lagi in.
Saat memasuki tempat ini, saya sudah haqqul yaqiin kalau tempat ini akan menjadi tempat lari yang asyik. Kedatangan saya disambut dengan pemandangan kolam air besar dengan pepohonan hijau di sekelilingnya, langit yang sedang cerah serta gunung yang berdiri gagah. Embung ini sendiri berfungsi sebagai penampung air untuk kawasan di sekitarnya. Nama Tambakboyo berasal dari nama dusun tempat embung dibangun. Saya mulai berlari mengelilingi tempat ini. Ternyata meski hari itu adalah hari Kamis, lumayan banyak juga pelari yang meramaikan Embung pagi itu. Di beberapa sudut Embung, nampak beberapa pria bercengkerama sambil memegang tongkat pancing mereka. Di sudut lain, nampak beberapa muda mudi yang datang dengan sepeda motor, nongkrong di pinggiran embung sambil menikmati segarnya udara pagi itu. Tentu saja, ada beberapa alay bahagia yang senantiasa ber-selfie dan wefie setiap 100 meter dengan gerakan gerakan ajaib dan menakjubkan. Ah hiburan pagi sambil berlari.
Perfect background for running |
Jalur lari yang lebar |
Semakin lama jumlah pengunjung makin bertambah. Meski demikian, saya masih bisa lari dengan mulus karena jalur lari di sekeliling embung sangat lega, lebarnya sekitar 6 meter dengan paving block yang rapi. Oh iya, berdasarkan pengukuran saya (tssssaaaah), keliling tempat ini sekitar 1,45 km, jadi dibutuhkan 7 putaran untuk bisa menuntaskan 10 KM. Awalnya saya hanya berniat mengelilingi tempat ini 4 kali, namun ternyata tawaf di Embung Tambakboyo tidak afdol jika tidak dilakukan 7 kali putaran. Thawaf saya sempurna pagi itu: 10,10 km dengan catatan waktu 1:06:10. Bagi yang haus dan lapar tidak perlu khawatir, ada beberapa warung di kiri kanan Embung yang bisa menjadi tempat pelampiasan kelaparan sehabis beraktivitas di sekitar Embung.
1,4 km sekali putaran |
Will definitely come back again for more distance |
Jam di tangan saya menunjukkan pukul 06.50 saat saya menyelesaikan thawaf Embung Tambakboyo saya. Saya bergegas mencari ojek di kawasan UPN Veteran untuk selanjutnya menuju ke Hotel. Saya harus segera mandi dan sarapan karena peserta pelatihan sudah menunggu pukul 08.30 di ruangan.
Comments
Btw, alay2 bahagia itu poto2 selfie pagi2 emang bagus gitu ya hasilnya?
Eh beneran playlistnya lagu dangdut? Goyang dumang ada?
Ahahaha
Boleh nih jadi alternatif kalo mau jogging di Yogyakarta.
Tapi kalo pemandangannya bagus kayak gitu mungkin saya bisa ngimbangin sampeyan mas larinya hahaha
harusnya langsung nyemplung tuh...
kan seger, gak usah mandi lagi
**kabuuuuuur....
hehehehe
aah jogja memang selalu ngangenin :)
Btw embungnya oke juga, baru denger ni aku. Hohoho, lain kali gowes kesana aaah. :)
Btw2 kapan ke jogja lagi nihhh, let me know yaa q mw mnta ttd wkkkk
Sekalian renang trus jadi Iron Man Kak. :D