Bermalam Minggu di Pnom Penh... Serasa buta aksara di kota ini (Day 2)

Semalam begadang posting sampe jam 3, buat ngejar target nulis update perjalanan harian. Hehehe, dasar narsis, but OK lah. Bangun jam 6, saya langsung sholat subuh dan online bentar. Mandi dan sarapan bersama Mila dan Vonny yang disediakan Saigon Mini Hotel.

Perjalanan kami diawali dengan mengunjungi War Remnant Museum. Awalnya pengen naik ojek, sayangnya banyak cerita miring yang kami dengar tentang tukang ojek di kota ini. Kami pun mengurungkan niat. Dan setelah dihitung-hitung ternyata menggunakan taksi justru lebih murah. Meski punya pengalaman tidak mendapat senyuman dari supir taksi yang kemarin, kami tetap memutuskan naik taksi saja namanya VINASUN, taksi ini yang banyak direkomendasikan oleh website. Tapi hati-hati, banyak taksi gadungan yang meng-okkots-kan tulisan VINASUN menjadi VINASUM atau VINASNN. Dan setelah menggunakan taksi tiga kali, saya harus menarik kembali kesimpulan saya bahwa supir taksinya kurang ramah. Kami menumpang taksi tiga kali pada hari kedua, dan semuanya fun. Meski mereka gak ngerti Inggrais, para supir taksi yang kami temui semuanya tersenyum melihat kelakuan saya, Mila dan Kak Vonny saat mencoba membaca tulisan-tulisan Vietnam di sepanjang jalan. Mereka membetulkan setiap kali pengucapan kami tidak sesuai dengan makharijul huruf (pengucapan) bahasa mereka. Tell you what? Ho Chi Minh bisa menjadi kota okkots kedua di dunia setelah Makassar,untuk lebih jelasnya buka saja OKKOTS dot com.
Mengamati gambar di War Remnants Museum

War Remnant Museum memiliki banyak kisah seputar perang yang terjadi di Vietnam. Saya yang gak ngerti Sejarah (meski di rapor angkanya 8), akhirnya bisa melihat dengan mata sendiri (ya iyalah masa melihat dengan kuping), bagaimana orang-orang Vietnam dibantai, malah dengan cara yang sangat keji, menggunakan senjata kimia. Saya tidak bisa melihat foto-foto korban perang itu terlalu lama, sesak rasanya dada ini. Di Museum ini, banyak foto-foto yang menurut saya bukan konsumsi anak-anak, tapi ketika kami berkunjung tadi justru anak-anak TK dan SD yang memenuhi museum. Selain koleksi foto, museum ini juga dilengkapi replika tiger cages, yang merupakan tiruan dari penjara beserta bentuk penyiksaan yang mereka lakukan terhadap para tahanan politik. Ada tempat pemasungan, tempat pancung dan kandang kawat kecil yang diisi oleh 2-3 orang tapol.
Reunification Palace, yeaaah I am free

Puas mengunjungi War Remnant Museum, kami pun ngesot ke Independent Palace a.k.a Reunification Palace (jaraknya dekat banget). Sebenarnya saya juga ga ngerti sejarah Independent Palace, cuman karena tempat ini selalu ditampilkan dalam setiap season the Amazing Race, maka sayapun berkeras mengunjungi tempat ini. Tempat ini juga ramai dikunjungi turis, soalnya Hari Sabtu sih. Di dalamnya sih gak istimewa banget, cuman ada ruang pertemuan kabinet, ruang makan, hall untuk pertemuan. So nothing really special, mungkin karena memang saya gak belajar sejarahnya :D 

Setelah War Remnant Museum, kami melanjutkan ke Vietnam Quoc Tu Pagoda di daerah Ba Thang Hai. Sekali lagi terbukti menggunakan taksi ternyata lebih hemat. Sampai di Quoc Tu Pagoda, kami makin shock karena Pagoda nya tak sebesar yang kami bayangkan. Masih kalah sama yang di Semarang. Disini kami hanya berfoto saja di depan pagoda, patung Dewi Kuan Im dan patung Budha. That’s it. Sebelum balik ke hotel, kami menyempatkan menikmati es kopi ala vietnam di pinggir jalan yang amat sangat enak sekali itu. (Recommended to try)
Di perbatasan Vietnam - Kamboja, Moc Bai

Jam 12.15 kami tiba di hotel bersiap-siap menuju ke tempat pemberhentian bus untuk melanjutkan perjalanan. Tepat jam 1:30, dengan bus AC yang kami bayar 10 dollar, kami meninggalkan Ho Chi Minh menuju Phnom Phenh (semoga ejaannya benar). Waktu tempuh diperkirakan 6 jam. Sepanjang jalan, saya yang semalam hanya tidur 3 jam, masih tak bisa mengantuk karena penasaran level akut melihat bagaimana Vietnam diluar Ho Chi Minh. 
 Berfoto di anak Sungai Mekong, ini baru anaknya lho 

Selang beberapa lama kemudian, kami pun sampai di perbatasan Vietnam – Kamboja, daerah Moc Bai. Memasuki Kamboja, kami langsung disambut sederet Casino besar. Selanjutnya, kami harus melalui anak sungai Mekong, Neak Leoirmg River dengan feri. Serasa di Bakaheuni euy. Hehehehe. Total lama perjalanan yang kami butuh kan untuk hinggap di Phnom Penh sekitar 6 jam. Kami tiba di terminal bus jam 7:45. Dan langsung naik tuktuk (becak motor ala Kamboja) ke Hostel tempat kami menginap.

Tak ingin membuang kesempatan, malam pertama di Phnom Penh kami habiskan di Independent Monument. Yeah, air mancurnya di malam hari menjadikan tempat ini dijadikan salah satu landmark kota Kamboja. Setelah tempat ini kami berencana lanjut ke monumen lain, namun di atas jam 10, lampu-lampu dimatikan. Ya sudahlah, kami kembali ke hotel.
Independent Monument in Phnom Penh dengan air mancur warna warninya

Sebenarnya di Phnom Penh secara fisik tak banyak yang istimewa, tak semegah Ho Chi Minh,. Selain itu, plang jalan dan rambu disini benar-benar bikin frustasi, semuanya ditulis dalam aksara setempat yang membuat saya merasa buta aksara di negeri ini. Namun tempat ini menarik karena orang-orang yang kami temui sangat ramah. Mulai dari agen visa kami di bus, So Marly (si pengemudi tuktuk yang baik hati dan suka menolong, puihhhh), Dara dan Tony (si penunggu hostel dan chef di hostel yang kami tinggali). Semoga besok makin banyak orang ramah yang kami temui di kota ini.

So guys can’t wait for tomorrow

Pengeluaran hari Kedua

  1. Biaya taksi ke War Remnants Museum: 45.000 dong, yang kami bagi tiga. Masing masing membayar 15.000 Dong 
  2. Karcis masuk War Remnants Museum: 15.000 Dong 
  3. Karcis masuk Reunification Palace: 15.000 Dong 
  4. Tiket bus Ho Chi Minh - Phnom Penh: 10 USD 
  5. Taksi ke Quoc Tu Pagoda: masing masing membayar 20.000 Dong 
  6. Taksi dari Quoc Tu Pagoda ke Saigon Mini Hotel: 15.000 Dong 
  7. Belanja makan siang sandwich tuna + air mineral: 29.000 Dong 
  8. Visa Masuk Kamboja: USD 25 
  9. Sewa tuk tuk dari terminal bus Capitol ke Me Mates Place Hostel: 1 USD per kepala 
  10. Sewa tuk tuk Pulang Pergi Hostel - Independent Palace: 2 USD per kepala 
  11. Sewa Me Mates Place hostel: 9 USD/kepala/malam 
  12. Makan malam dengan nasi goreng + lipton ice = 4,75 USD
Total Pengeluaran Hari 2:
= 109.000 Dong + 51,75 USD
= Rp 54.500 + Rp 473.800 (USD = Rp 9200, Dan 1 Dong = Rp 0,5)
= Rp 528.300

Pengeluaran hari kedua lumayan banyak karena perjalanan jauh dan harus melewati imigrasi Kamboja dengan biaya visa yang lumayan menguras kocek.

16 komentar
  1. pertamaxxx!!!

    huhuhu... serem juga naek taxi di situu.. 11-12 lah ama jakarta yak.. meng-okkots kan nama taxi

    nice info

    BalasHapus
  2. poto ama dewi kuan imnya kok ga diposting?

    btw, kamboja ama indo, lebih ramahan mana ya? ditunggu jawabannya :)

    BalasHapus
  3. eh elu kurusan ya? gua lagi nyoba cara lu yang kemaren lu kasi tau ntu... kapan kita ketemu lagi? xixixi

    salam buat mila yak

    BalasHapus
  4. oiya, one more thing. elu koneksi internetnya pake apaan disana? ada wifinya kah? trus laptop lu kemana2 dibawa2 atau ditaro di hotel?

    BalasHapus
  5. asik juga tuh jalan2 ke luar negeri...habis Jepang kini Kambodia...mantap abiss broo...lain kali ajak2 yaah...hehehehe..(kali aja aku bisa okkots di luar negeri...)

    BalasHapus
  6. saya kemarin baru baca literatur ke thailand, soalnya juga ada planning buat ke thailand, malaysia, dan singapore.. memang thailand rawan.

    BalasHapus
  7. Wuiiihh....day 2 yaa..keep updating Pu :)

    Itu museumnya syerem amat ya....saya bisa mual-mual tuh klo liat foto-foto kaya gitu.

    So, welcome to Kamboja eh :D

    BalasHapus
  8. Btw, kayanya cinta banget ya foto sambil loncat-loncat itu :p

    BalasHapus
  9. loh ini elo posting langsung dr ho chi min n phnom penh toh? cool...liputan lsgsg dr sana dong anw gw suka tuh foto elo yg lagi loncat reunification palace

    BalasHapus
  10. @Ayu: thanks for the first comment. iyah, tukang taxi nya kadang pura pura bego :D

    @Qunie: ini emang kurusan.... kalo disini saya bawa netbook... jadi kalo lagi nunggu atau lagi dalam bus menuju ke Kamboja, saya menyempatkan menulis beberapa kalimat :D

    @Mimien: sip sip sip ... ntar deh diatur perjalanannya

    @ - H - : Huang, I am not in Thailand, I am in Vietnam

    @Merry: thanks for the moral support. Ini udah balik ke Ho Chi Minh lagi :D Foto loncat loncat mah kudu :p

    @Kavke Santi: mantappppp

    @exort: yup live on the spot hehehehe. thanks, foto itu harus take 3 kali lo baru bagus

    BalasHapus
  11. hmmm
    jangan2 ketemu aku nanti sore,
    ahahaha

    BalasHapus
  12. Keren...mantabbbb....makin pinter neh jalan2xnya... Sayang nggak bisa meng-explore Vietnam lebih jauh lagi yak... :D

    BalasHapus
  13. @Andyan: ketemu dimana? ;)

    @Feli: yaaaahhhh next time better...mo ke Halong Bay :D

    BalasHapus
  14. wow.. keren bro. satu hari 2 negara. :D

    "So nothing really special, mungkin karena memang saya gak belajar sejarahnya :D "

    btw, karena itulah, biasanya, sebelum jalan ke manapun saya riset kecil dulu mengenai tempat itu. supaya bisa nemuin something special di sana. :D

    BalasHapus
  15. War remnant museum, reunification palace, itu semua ninggalin kesan jelek ku ke Vietnam sebenernya šŸ˜„šŸ¤§. Kena scam ama driver trishaw di sana mas šŸ¤£. Kami diajak kliling pake 2 trishaw, dengan biaya yg disepakati, 5 jam, termasuk ke trmpat2 wisata mainstream ya lah, eh pas selesai biaya yg disebut ga segitu. Intinya kami bayar 10x lipat dari harga awal. Mau ga bayar, ada banyak preman dibelakang wkwkwkwk. Makanya aku agak benci Ama tuh negara šŸ¤£šŸ¤£. Mendingan Kamboja deh šŸ‘šŸ˜

    BalasHapus