Ngiler liat burger

Sebulan terakhir ini menu makan regularku sudah mulai disisipi menu kapitalis (hehehe sok aktivis), biasanya sih makannya yah paling di warung manado, soto kudus, atau warung sunda. Tapi sekarang pola makanku sudah disisipi burger. Ini karena di kantin bawah ada stand burger namanya ngiler burger.

Saya tidak begitu berselera sih awalnya makan burger, cuman karena penasaran aja makanya saya coba beli satu beef burger dengan harga 9000 rupiah. Tapi kok enak yah, hahah. Selanjutnya keterusan deh, hampir tiap hari pesan burger (apalagi burgernya bisa dianterin ke kantorku - free delivery). Siiiipppp.

Nampaknya, virus burger makin menular ke staf lain di kantorku. Teman-teman kantor sudah mulai ikutan pesan. Ada satu efek samping sih yang muncul setelah ketagihan burger, jerawat ku mulai tumbuh. Kuputuskan minggu lalu untuk mengurangi dengan drastis konsumsi burgerku.

Seminggu tanpa burger, rasanya sih biasa saja. Gak ngiler, gak kepengen (mungkin karena tekadku memang kuat untuk tidak makan burger dulu). Sampai kemarin, pas jam makan siang, saya turun ke kantin bawah di stand makanan Manado yang kebetulan bersebelahan dengan warung burger. Sambil makan, tak sengaja mataku melihat promosi ngiler burger tentang menu barunya smoked fish burger (artinya bukan burger ikan merokok lo). Hmmmm, ada godaan baru nih tapi saya akan tetap bertahan. (Caiyo Cipu kun).

Tadi pagi, abis berenang, saya gak sempat sarapan. Sampai di kantor, perut kriuk kriuk minta diisi, imajinasiku langsung tertuju pada smoked fish burger di lantai bawah, sllrrrppp it is gonna be a delicious breakfast if I could have. Hahaha. Sebelum memesan, ternyata tidak cuman saya saja yang mau pesan, teman ku yang lain (Mitra, Pak Parta dan Andri) juga ikut pesan, hehehe. total kami pesan 4 smoked fish burger. Asyiiiik. Ternyata burger tuna asapnya memang enak, harganya 10000 rupiah. Pagit juga ikut-ikutan pesan setelah aroma smoked fish burger kami mencemari ruang kantor.

(mmmmm enyak enyak enyak enyak, yummy yummy yummy yummy)

Burgernya enak, murah dan menggoda selera. Lagi-lagi, saya harus melanggar aturan sendiri. Mau gak mau, burger tetap akan masuk di menu sehari-hariku. Ready for next pimples.