Seperti tahun kemarin, kali ini saya kembali merayakan Idul Fitri di kampung halaman tercinta nun jauh di sana, tepatnya di Sidrap, 190 km sebelah utara Makassar. Saya memang sengaja mengambil cuti biar bisa berpuasa di kampung beberapa hari dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga (Isn't that what we all want?).
Keluarga kami memiliki ritual yang sama tiap tahun saat merayakan Idul Fitri. Setelah Sholat Ied, biasanya kami berkumpul di rumah salah seorang saudari mama, dan sudah menjadi Fardu Ain bagi setiap anggota keluarga untuk bergegas ke rumah tanteku ini segera setelah Sholat Ied selesai. (Fardhu Ain maksudnya wajib datang, kalo nggak datang, nggak dapat angpao, heheheh). Jangan ditanya, betapa nikmatnya beridul fitri dikelilingi keluarga dan makanan enak,apalagi kalau saudara-saudara yang dari daerah jauh juga turut merayakan lebaran di kampung. Panjangnya perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke Sidrap serasa terbayar saat berkumpul bersama keluarga plus makanan enak.
Menikmati makanan di meja 1....
Selepas sholat ied, ritual makan pun dimulai. Setelah itu, saya menambahkan sedikit detail dalam ritual tahunan kami ini:
- Lempar uang. Acara ini terselenggara atas kerjasama saya dan sepupu sepupu yang sudah memiliki penghasilan. Kami mengumpulkan uang dan menghamburkannya di depan sepupu sepupu kami yang masih kecil (baca: yang belom sekolah, yang sudah TK dan SD). Suasana riuh sekali, karena kami juga ikut berpura-pura ikut rebutan bersama sepupu-sepupu kecil kami. Kekerasan sempat terjadi saat sepupu ku yang paling kecil berusaha menyerang kakak nya karena kakak nya berhasil merebut duit terakhir yang tersisa. Lesson Learnt: Uang bisa membutakan mata, saudara saja bisa diembat gara-gara duit Wakakakak.
- Facebook Inspection. Ini juga adalah ide jahil saya. Ternyata sepupu-sepupu saya sudah banyak yang memiliki akun facebook termasuk mereka yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Jadi, saya iseng membuka facebook dan mencoba membuka profile mereka satu per satu. Salah seorang sepupu yang masih duduk di kelas 2 SMP menulis status begini: MARAH KARENA CINTA yang disambut teriakan menggoda om-om, tante-tante dan sepupu-sepupu yang lain. Ada juga sepupu yang menulis status begini: KEMARAHAN ADALAH SUATU HAL YANG MEMBUAT HUBUNGAN JADI HANCUR. Sekali lagi, keluarga bersatu padu menggoda sang sepupu. Tak sampai disitu, sepupu-sepupu ku juga berniat balas dendam, mereka mencoba membuka profile ku, untungnya saya jarang update status, kalaupun update saya biasanya nulis in English, fiuhhhhh lega, terlepas dari godaan keluarga. Lesson Learnt: Ternyata sepupu-sepupu yang lebih muda jauh lebih puitis dari seniornya. And they successfully crowned me as "the evil of the month". Bangganya dapat julukan itu wakakakak.
Rebutan Duit
Dua sepupu dan hasil angpao nya
Selepas Idul Fitri, nafsu makan ku menggila, saya sampai tiap hari nyatronin penjual bakso langgananku, dan sekali datang ke warung bakso itu, saya pasti abis 2 mangkok, malah kadang 3 mangkok. Sepupu-sepupu ku saja takjub melihat "sense of Bakso" ku yang begitu tinggi.
Walhasil, inilah beberapa hasil "eating disorder" ku:
- Sakit perut yang melilit selama dua hari saat balik ke Jakarta (gara-gara tergoda makan sop ubi di mall Panakukang Makassar)
- Leher terasa terkunci, diduga karena kolesterol (kebanyakan makan daging --> wah kudu beralih jadi vegetarian nih)
- Tekanan darah naik hingga mencapai level 145 (woot)
- Biang keringat di daerah leher (entah apakah ini juga imbas dari "eating disorderku", tapi ya sudahlah dimasukin ke list ini saja), tapi jangan khawatir sudah sembuh kok, abis pake Herocyn. Untungnya biang keringat nya tidak berkomplikasi dengan panu, kudis, kurap dan sejenisnya. Thanks Lord.
Sekian dulu laporan Idul Fitri dari Agen Non-Aquarius. (Nah loh)
Menunggu ajakan makan coto (evilgrin).
BalasHapus-p49it-
kayanya lempar duitnya perlu diulang nih... siap nerima lewat Paypal deh :)
BalasHapusbtw, seru juga tuw...jadi pengen...
maapin lahir bathin yah :)
ta sudah ke jogja akhirnya (dance)
BalasHapuskelamaan nunggu barengan ma Cipu :p
*GeJe,oot,tetep cuek siyulsiyul*
Ayo cipu,kapan qta ke loving hut lagi? *kedipkedip*
BalasHapus@PaGIT: hmmm sepertinya segera Git
BalasHapus@eskopidantipi: Paypal ku sudah lama gak keisi... Maaf lahir batin juga
@Ta: woe kebo lo salah masuk tret, ini tentang Idul Fitri bukan tentang Yogya
@Aci: hehehe mo traktir?? ;)
yg lempar receh ada duit kertas merahnya tak? *mata duitan MODE*
BalasHapusMeriah banget lebarannya Cipu....
BalasHapusAku mau ikutan lempar duidnya!! Lempar yang 50-an ribu sama 100-an ribu aku doyan banget tuh!! Hahaha!
Waks, udah sembuh dan baekan kan sekarang??
*elu jadi bintang iklan Herocyn ya kok tiba2 product campaign..wakaka*
Hohoho lebaran yg mengasikkan.kapan2 klo mo rebutan duit lagi ajak2 ya ??
BalasHapusHallo salam kenal Mbak.
BalasHapusWah pengalaman mudik lebaran yang 'rame' n 'mengesankan'...pasti akan menjadi pengalaman terkenang indah yang akan selalu membangkitkan nostalgia setiap tahun, dan pasti akan medorong gairah untuk mudik kembali dan kembali saban tahun he..he..he...
Betul memang, uang atau materi memang sering membutakan manusia. Padahal kita semua tahu ketika hari kita telah selesai di dunia ini, kita akan meninggalkan semua meteri yang telah kita kumpulkan dan sombongkan ketika masih hidup. Hanya rekaman amal baik dan buruk kita yang akan kita bawa ke sana. Dan apa yang kita wariskan kegenarasi selanjutnya, sebaiknya jangan harta yang akan cepat habis, tapi sebaiknya 'karya', mungkin tulisan yang mewariskan pengetahuan atau hiburan yang akan mereka manfaatkan dan kenang sepanjang masa. Yang akan mencantumkan nama kita sebagai kreatornya. Sehingga kita akan selalu diingat bukan karena batu nisan kita bertuliskan nama kita, tapi karena kita telah menghasilkan sesuatu yang bisa dibaca dan dimanfaatkan oleh generasi setelah kita. Itu sebenarnya bagian dari cita-cita utama saya untuk bisa menghasilkan karya yang bisa disukai oleh para pembaca sepanjang masa he..he..he...tapi gimana caranya yah? Wah sory jadi gak jelas juntrungnya komentar saya he..he..he...
Oiya, kami juga mudik setiap tahunnya. Kemarin adalah mudik yang ke-4 selama kami tinggal bersama di Jogja. Juga sangat mengesankan mudik kami...dan pasti akan kami ulang tahun-tahun berikutnya nanti.
Terima kasih atas kesempatannya.