Halah judulnya nyontek Qiyamul Lail yah (alias beribadah pada malam hari). Kali ini judulnya Tasyghiilul Lail atau ibadah lari di malam hari. Memasuki bulan Ramadhan, saya awalnya agak waswas tidak bisa
menjalankan hobi lari saya lagi. Perasaan waswas ini bukan tidak berdasar, jika
hobi lari saya vakum, maka pasti butuh waktu lama lagi untuk mengumpulkan
semangat memulai lari lagi. Belum untuk membangun pace lari yang luluh lantak
karena ditinggal puasa.
Untuk bisa tetap lari di bulan puasa, tentunya diperlukan
strategi khusus. Saya tidak mungkin lari di pagi hari atau setelah sholat
Subuh, karena saya bisa saja kehausan dan malah batal karena kehausan. Uji coba
lari pertama saya akhirnya dimulai pada hari ketiga puasa. Saya memutuskan
untuk lari sore menjelang buka puasa. Saya rencana untuk lari 5 km sore itu
dengan estimasi waktu sekitar 35-40 menit (waktu rata-rata saya untuk 5 km
adalah 33 menit). Jam 5 teng, saya mulai melakukan pemanasan dan jam 5.10 saya
mulai lari. Di kilometer
pertama, saya masih bugar. Namun memasuki kilometer kedua saya tiba tiba merasa
lemas dan haus. Kecepatan saya menurun drastis. Lari sore itu hanya berakhir di
kilometer ketiga. Kesimpulan uji coba pertama saya: lari sore nggak cocok untuk
saya saat lagi puasa.
Satu-satunya pilihan adalah lari malam. Saya sempat ragu
juga sebenarnya untuk memulai lari malam karena ada banyak dampak buruk yang
saya dengar terkait lari malam. Namun, setelah mencoba membaca artikel tentang
lari malam, ternyata memang ada pro dan kontra terkait lari malam. Saya sendiri
karena memang tidak punya pilihan lain akhirnya haqqul yaqiin memilih lari
malam sebagai alternatif waktu lari saya di bulan Ramadhan.
Ternyata agar bisa lari di malam hari dengan aman, tenteram
dan bersahaja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Dari beberapa bacaan
yang saya rujuk, ada sejumlah tips bagi para night warrior runner:
- Kenakanlah pakaian yang berwarna terang. Hal ini dimaksudkan agar pelari dapat terlihat dalam gelap saat berlari sehingga dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan. Warna warna baju dan celana ijo stabilo, pink menyala atau kuning mengkilap bisa dijadikan alternatif pilihan. Warna norak menyala gak papa lah demi keselamatan.
- Gunakan headlamp (lampu di kepala). Headlamp
merupakan alat bantu penerangan di malam hari yang bisa digunakan oleh pelari.
Headlamp sendiri memiliki berbagai jenis dengan tingkat lumen lampu yang
bermacam-macam. Saya sendiri lebih menyukai penggunaan lampu yang bisa
berkedip-kedip, jadi pada saat berada di tempat yang penerangannya kurang atau
gelap, dapat memberikan sinyal yang jelas kepada pengemudi kendaraan yang berpapasang dengan pelari di jalan yang gelap
dan tak berujung. Di awal-awal lari malam, saya belum memiliki headlamp. Berhubung saya memiliki lampu sepeda bongkar pasang dan headband, maka saya memanfaatkan kedua benda ini dan merubahnya menjadi headlamp untuk night running. Tutorialnya bisa dilihat di gambar berikut:
Tutorial membuat headlamp berbahan dasar headband dan lampu sepeda (abaikan modelnya) |
3. Berlari melawan arah. Jika pengemudi di
Indonesia menggunakan jalur jalan sebelah kiri saat berkendara, maka pelari
disarankan menggunakan jalur kanan sehingga arah lari akan berpapasan dengan
arah berkendara. Pelari di malam hari disarankan menggunakan jalur kanan yang dekat
dengan trotoar agar tidak mengganggu para pengemudi. Kampanye berlari melawan
arah kendaraan ini sedang gencar dilaksanakan oleh komunitas lari di Indonesia
dan dianggap efektif untuk menurunkan tingkat keserempet mobil para pelari.
Sangat tidak disarankan untuk berlari dengan posisi ekstrim kanan, karena
biasanya akan langsung nyungsep ke selokan.
4.
Gunakan jalur yang aman. Menentukan jalur lari
yang aman tentunya sangat subyektif karena persepsi setiap orang tentang
resiko, aman dan tidak aman itu berbeda-beda. Untuk lebih mudahnya, gunakan
jalur-jalur yang ada penerangan jalannya. Survei membuktikan bahwa tindakan
kriminal lebih sedikit terjadi di tempat-tempat yang terang.
5.
Berlari berjamaah. Saat lari malam, para runner
juga disarankan untuk berlari berjamaah. Nah pas Ramadhan gampang tuh. Abis
taraweh berjamaah, ajak aja jemaah lain nya untuk ikut lari berjamaah. Sesuai
dengan kata pepatah: Lari berjamaah lebih mulia kedudukannya daripada lari
sendiri sebanyak 27 derajat. Eh itu sholat berjamaah yah, maap maap.
6.
Pastikan asupan air cukup. Meski pada malam hari
kita tidak terpapar sinar matahari, keringat pasti akan tetap mengucur. Pelari
yang mencoba berlari malam sebaiknya mempersiapkan juga asupan airnya. Bisa
dengan membawa botol minum pas lari atau backpack kecil yang dilengkapi dengan
kantong air. Saya pribadi tidak pernah membawa botol air pas lari karena
aksesoris lari saya sudah banyak, kalau nambah botol air yang diikat ke
pinggang, takutnya disangka pelari professional atau lebih parah lagi disangka
pedagang kelontong saking banyaknya aksesoris yang nempel di badan. Untuk
urusan hidrasi, saya memanfaatkan toko-toko yang berakhiran mart yang
bertebaran di sekitar tempat lari saya. Biasanya di kilometer tertentu, saya
akan istirahat 1-2 menit untuk masuk toko, membeli dan langsung meneguk air dan melanjutkan ibadah lari saya.
7.
Khusus di bulan Ramadhan, hindari makan berat saat berbuka. Sebaiknya jangan makan
nasi padang porsi jumbo duo pas buka puasa. Makan yang ringan ringan saja
seperti sate padang plus susu beruang roti dan kolak serta air minum yang
cukup. Makan porsi jumbo pas buka puasa akan sangat mengganggu jalannya ibadah
lari malam hari. Saya biasanya makan malam yang porsi jumbo malah setelah lari,
itupun gak jumbo jumbo amat, cuma seonggok nasi, dua potong rendang, telur
dadar, tahu atau tempe, sambel ijo dan teh manis anget. Gak jumbo kan?
Setelah membaca sejumlah teori
dan pro kontrak lari di malam hari. Saya pun mencoba menjajal lari malam. Di
hari baik yang telah ditentukan berdasarkan primbon dan feng shui (lu kata mau
nikah?), saya mulai menjalankan ibadah lari malam saya. Tadinya sih mau
ikut Thurday Night Run (TNR) nya Burners
(Cibubur Runners), tapi mereka mulai pukul 19.00, sedangkan saya baru bisa
mulai lari setelah taraweh (ini pencitraan abis). Akhirnya lari berjamaah saya gagal,
jadilah saya lari dalam kesendirian (cuih) ditemani lagu lagu melankolis Betharia Sonata.
Saya mengenakan pakaian dan
sepatu dengan warna senada: IJO TERANG BENDERANG, itung itung sekalian kampanye
lingkungan GO SHOCKING GREEN. Dengan berbekal headlamp buatan sendiri, saya
pede untuk lari. Ipod pun sudah diprogram untuk memainkan lagu lagu house
music, tujuannya agar ada mood booster di kilometer kilometer akhir pada saat
saya sudah desperate berlari.
Dengan menggunakan mode lampu
berkedip-kedip, saya mulai berlari. Saya mencoba menerapkan lari melawan arah (poin
3 di atas). Dan yang terjadi adalah, setiap kali papasan dengan pengendara
mobil atau motor, pasti mereka melambat. Mereka mungkin penasaran, dari
kejauhan kok ada kunang-kunang berkedip-kedip dari kejauhan. Mereka melambat
untuk memastikan apakah yang berkedip-kedip itu kunang-kunang atau manusia.
Ternyata babi ngepet, sodara-sodara. Yes, a ngepet pig in a shocking green
costume.
Awalnya sih jengah setiap kali
berpapasan dengan pengendara di jalan. Apalagi saya tidak melihat ada runner
lain yang melintas di malam hari (Ya iyalah, yang lain pada i'tiqaf di mesjid
keles). Lama-lama, saya terbiasa. Mulai fokus pada lari saya. Awalnya saya cuma
menargetkan 5 kilometer saja malam itu. Menjelang kilometer 5, saya masih
merasa ada tenaga jadi saya lanjut lari dan menargetkan 10 km malam itu. Sayang
rasanya saya sudah menyiapkan diri, mulai baju, headlamp, niat dan nyusun lagu
di ipod tapi larinya cuma 5 km.
Meski tertatih tatih di
kilometer akhir, saya akhirnya bisa menyelesaikan ibadah lari 10 km dengan catatan
waktu..... ah sudahlah masih jauh dari harapan. Nah buat teman-teman yang
pengen lari malam pas Ramadhan bisa mencoba tips tips saya di atas. Di luar
Ramadhan pun sebenarnya lari malam bisa dilakukan jika memang kamu termasuk
tipe pekerja yang kerjanya senin-jumat masuk jam 8 pulang jam 6 dan sulit
mendapatkan waktu lari di sore atau pagi hari.
Foto ini dipajang cuma buat tujuan narsis doang |
Selamat lari malam, semoga
selamat sampai tujuan.
gw juga suka lari malem pas bulan ramadhan, tapi dalam mimpi sambil ngiler bwahahahaa...
BalasHapusbtw klo lo yg jd ngepet siapa yang jaga lilin?
Yang jagain lilinnya adalah satpam kompleks gua hahahaha
HapusLengkap bener tips lari malamnya.
BalasHapusAda juga ya orang yang lari malam hari di bulan Rhamadan.
keren Mas Cipu..hehe.
Banyak kok mas teman teman yang berpuasa yang tetap istiqamah berlari juga. Udah hobi kali yah atau memang mau bakar lemak lemak abis buka hahaha
Hapusrajiiin bgttt dehhh yg pd hobi lari di puasa2 begiiniiii...hahahaha
BalasHapusMbak Vari....
BalasHapusIya mbak. Tetep istiqamah berlari.
Quotenya mewakili lah..
BalasHapusSegitu g jumbo?! Udh pake rendang telur ddar jg ya mas :-D
namany jg hobi, bener g sih hobi bs ngurangin/ngilangin stres. Tipsnya oke, yg g oke itu klo diterapin di sini. Boro2 mau lari malem2 plg tarawih aj rmh org udh pd ttupan. Jln raya jg gelap kurang penerangan. Daerahnya msh serba hutan..kanan kiri pohon.
Mas cipu zodiaknya apa?
Mbak Ajeng saya Sagitarius.
HapusOh iya kalau memang situasi gak aman untuk lari malam, mending jangan dipaksakan. Mending kalau mau coba lari abis lebaran aja, pilih pagi. Lari pagi itu menyegarkan soalnya
Halo bang Cipu. Saya mampir ke sini nih. Ketawa baca judulnya Ibadah Lari. Bang Cipu ga beneran jadiin istilah ibadah ke bagian dari hobi lari kan??? hahahaha... Nambah lagi dong agama baru yang ibadahnya lari :))
BalasHapusSepatu larinya bagus!
jadi Sar'i nya dapet, sehatnya dapet.
BalasHapushehehe
#gaul
Mohon maaf lahir bathin ya bang cipuu
@Ferfau
BalasHapusCieee bang ferdi aktif ngeblog lagi uhuyy ^^
Iya om cipu hebat banget berbuka dgn menu yg ga jumbo kuat lari 5km ;)
BalasHapus@Aul: mohon maaf lahir batin yah. Abis lebaran kudu makin rajin larinya, lemaknya udah nempel di perut lagi nih
BalasHapus@Ratu: iya kan mbak. menu buka saya ga jumbo kan? kan? kan?
salam kenal bang cipu... lagi blogwalking nih
BalasHapuskeren banget lari malam nya, ada step step nya juga biar "AMAN", hehhee...by the way aktifitas lari malamnya ikut kesalib sama peLEBAR-AN kemaren nggak? hehehhe....
biasanya setelah puasa berat badan turun 5kg, tapi naik cepet selama 2 hari.
Mbak Asma, aktivitasnya gak keganggu pelebaran kok. Kebetulan rute lari saya dalam kompleks.
BalasHapusKalo masalah timbangan, hanya Tuhan yang tahu. Saya malas nimbang sejak mulai lari hahahaha
Yes, same here
BalasHapusperut aku juga udah mulai bengkak ni sejak lebaran
hahahaha
gimana rasanya lari di malam? saya belum pernah -___-
BalasHapusAh cipu semakin bugar aja. Jd pgn lari lagi nih. Abis melahirkan bener2 belom olahraga lagi. Jadi tertampar sama quotenya om Haruki...
BalasHapusCipu tambah keren ih larinya.. gw tambah endut gara gara puasa ngga olahraga sama sekali tapi makan lahap.. mo mulai lari lagi bulan Agustus ini. mudah-mudahan ngga banyak halangan
BalasHapusijin share :D
BalasHapusnyoo baang ikut lari bareng dooonggg
BalasHapusniat banget ya mas dengan olahraga larinya, pasti banyak kalori terbakar tu, siang hari puasa, dan malam hari olahraga, pasti terbakar semua tu lemak, salam kenal
BalasHapushaha ketawa saya baca yang comment disini gan, banyak yang bilang pada lari juga tapi dari kenyataan :))
BalasHapuskalau tidak salah menurut para ahli olahraga di malam hari lebih baik daripada di pagi hari, jadi menurut saya apa yang agan lakukan dengan berolahraga di malam hari adalah salah satu keputusan yang tepat :)
BalasHapus