Hari itu adalah hari terakhir saya dan istri untuk menjelajahi Kunming, ibukota Provinsi Yunnan di China bagian Selatan. Tak ada agenda khusus memang yang kami agendakan untuk hari itu. Esoknya kami berdua rencananya sudah akan bertolak kembali ke Indonesia untuk kembali mengais rezeki agar perjalanan seru macam perjalanan Vietnam - China bisa kami ulang lagi.
Memang awalnya, kami belum jelas mau ngapain hari itu. Jadwalnya adalah bebas, karena hari sebelumnya kami baru tiba dari Lijiang. Tapi dipikir-pikir, sayang juga kalau tidak menjelajah. Saya menawarkan mencoba transportasi publik di Kunming, yang langsung diiyakan istri saya. Jiwa komuter kami memberontak setelah sekian hari kami mengandalkan dengkul dan kereta antar kota. Sekitar jam 9 pagi, kami berdua sudah meninggalkan hotel untuk mencoba menjelajahi Kunming. Mencoba merasakan transportasi publik di kota berpenduduk 6 jutaan jiwa ini.
Kunming Railway Station
Tak sulit menemukan stasiun kereta bawah tanah, hotel kami memang terletak tak begitu jauh dari Kunming Railway Station, salah satu landmark kota Kunming. Yang menyenangkan di sekitar Kunming Railway Station adalah banyaknya pedagang kaki lima yang menjajakan penganan rebus maupun gorengan. Saya dan istri tak kuasa menahan selera ndeso kami saat lihat ada ubi dan jagung rebus nangkring dengan seksinya di kios-kios kecil pinggir jalan. Siapa tahu abis makan ubi dan jagung rebus planted and made in China, Bahasa Mandarin kami bisa cas cis cus #ngarep. Setelah bertransaksi ala bahasa Tarzan dengan penjualnya, kami lanjut menyusuri jalanan di Kunming untuk menuju ke stasiun kereta api bawah tanah (busway subway)
Menyusuri Kunming dengan kendala Bahasa Mandarin kami yang nyaris mendekati titik nadir, serta komitmen untuk tidak menggunakan paket internet tentunya memberikan tantangan tersendiri. Mengingat Kunming memang hanya menjadi tempat transit kami, kami tak begitu banyak melakukan riset mau ke mana di Kunming, kami lebih fokus riset bagaimana ke Lijiang dan apa saja yang bisa dinikmati di Lijiang.
Regular Morning in Kunming
Subway entrance
Setelah menuruni tangga menuju stasiun kereta bawah tanah, kami langsung menuju ke papan informasi untuk melihat-lihat kira kira enaknya kemana. Setelah melihat jalur kereta Kunming, kami memutuskan ingin mencoba melihat suasana kampus di Kunming, sekalian mencari makan siang. Bayangan kami mungkin kampusnya itu macam kampus-kampus luar negeri yang biasa kita lihat di brosur-brosur pendidikan. Kami akhirnya memilih stasiun "University Town" sebagai perhentian. Bayangan kami adalah kami bisa menikmati suasana kampus yang indah dikelilingi mahasiswa-mahasiswi yang berjibaku mengerjakan tugas. Biar kami berdua bisa memompa semangat untuk lanjut sekolah lagi.
Kunming subway network (sumber bisa dilihat di sini)
Kami menaiki kereta yang tak begitu penuh, menyusuri Line 1 jalur kerena Kunming menuju titik kedua terujungnya di Stasiun University Town. Jaraknya yang cukup jauh membuat kami bisa menikmati pergantian pemandangan dari stasiun ke stasiun. Kota Kunming memang sepertinya terus membangun, konstruksi gedung ada di mana-mana, belum lagi pusat-pusat perbelanjaan yang seolah-olah mewarnai setiap stasiun yang kami lalui. Pemandangan laut pun kerap kami jumpai dalam perjalanan lebih 1 jam ini. Akhirnya, kami tiba di stasiun University Town. Melihat papan informasi yang ada, kami memutuskan untuk mengunjungi Yunnan University of Nationalities, bayangan kami ini adalah kampus negeri yang pastinya menjadi tujuan anak muda di sana menuntut ilmu.
Berjalan kaki kami menyusuri siang yang cukup terik untuk menuju ke kampus. Saya yang tadinya pake jaket mulai melepas jaket karena kegerahan. Kamipun memasuki kampus Yunnan University of Nationalities. Berjalan masuk, kami celingak celinguk mencari apa kira-kira yang instagrammable di lokasi ini. Ternyata....... tak ada. Kampus Yunnan University of Nationalities yang kami kunjungi adalah deretan gedung biasa, tak ada pemandangan kampus yang wow seperti bayangan kami tentang kampus luar negeri. Tak hanya itu, sepertinya bangunannya masih baru dan kondisi sekitar yang masih gersang, tak banyak pepohonan rindang yang bisa dijadikan tempat berteduh. Kami mencoba merasakan suasana kampus yang penuh dengan mahasiswa, kenyataannya kampusnya sepertinya lagi libur jadi kami tak banyak menemui mahasiswa yang lalu lalang. Perjalanan yang kami tempuh selama 90 menit ke tempat ini sepertinya tak membuahkan hasil. Saat perut kami mulai keroncongan pun, kami tak menemukan adanya kantin yang buka. Ya nasiiib, kampusnya kejam banget sih menyambut kedatangan kami.
Kampus tak berpenghuni
Literally no one
Kampus yang sepi, deretan gedung tinggi yang biasa saja dan kondisi sekitar yang masih gersang membuat saya dan istri sampai terpingkal-pingkal. Bayangan kami tentang kampus luar negeri seketika buyar. Ternyata toh tak semua kampus di luar negeri seindah apa yang kami lihat di brosur-brosur pendidikan. Karena sudah kadung kecele, kami memutuskan kembali ke sekitar hotel untuk mengisi perut kami yang sudah kadung keroncongan, mungkin ini dipicu sama perasaan kecele kami karena tak beroleh lokasi pemotretan yang syahdu di kampus.
Menjelang jam 1:30 siang kami sudah duduk tenang menyantap mie kuah lezat porsi jumbo di restoran halal... persis di samping hotel kami. Mungkin memang pelajaran hari ini adalah cari makan siang gak usah jauh-jauh, yang deket saja sudah ada yang halal kok.
Hehehe karena kampusnya terlihat baru, gersang tanpa tanaman teduh, mungkin memang kampus ini belum menyebarkan brosur seperti kampus-kampus lain yang sudah lama eksis di dunia pendidikan.
BalasHapusKesenangan jalan-jalan ya begini. Kadang kita menemukan hal yang bikin kecele. Kadang secara tak sengaja menemukan situs yang fasadnya di luar ekspektasi kita karena keindahannya, kemegahannya, atau usianya yang uzur. Traveling kerap mengajarkan kita untuk pandai-pandai bersyukur dan menertawakan hal-hal yang mungkin tidak sama dengan harapan kita sebelumnya ����
Setuju mas Adie. Serunya travelling itu adalah kerap kita menemukan banyak hal hal di luar ekspektasi, baik yang positif maupun negatif. Ayo mas cerita jalan jalannya di update lagi
HapusMungkin kampusnya baru seperti di brosur pendidikan setelah 10 tahun ke depan mas Cipu :))) itu pohonnya masih terlihat kecil, mungkin belum tumbuh sempurna hihihi ~ eniho, saya juga pernah punya imajinasi soal kampus luar negeri yang entah kenapa terlihat bagus. Jadilah di Jeju saya sempat mampir ke unive yang cukup terkenal, dan ternyata lokasinya ada di dataran tinggi hahahaha :D
BalasHapusWaktu ke sana pertama kali kaget, bagus kampusnya dan letaknya juga bukan di tengah kota bahkan lebih dekat sama hutan-hutan. Yang kuliah juga rame di sana, apalagi saat musim semi banyak bunga bermekaran di sepanjang jalan masuk ke arah kampus yang mana selalu penuh sama mahasiswa (terus jadi berasa ingin kembali muda) hahahahaha >,<v
Eniho, mie kuahnya looks delicious mas. Paling suka kuah kuah berwarna merah seperti itu, bawaannya jadi makan banyak :"D
Kalau orang sebut Jeju saya bayangannya Winter Sonata, dulu hit banget di Jepang, sampai sampai orang Jepang sangat mengidolakan pemain utamanya.
HapusSaya jadi ingat kalau saya sedang mencari teman saya di Universitas di Jeju. Sudah terpisah 16 tahun dan kami tak ada kontak.
I have never been to that part of China but I have always wanted to see most of China's cities especially the historic ones. Thank you so much for sharing these photos, that soup dish on the bowl looks so delicious! (I love Chinese food)
BalasHapusThis is the only part of China that I have visited lol. Yes you are right, that bowl was super delicious. Wish to visit this place again
HapusKalau lihat negara lain kok transportasinya menyenangkan ya. Ehtahlah, bawaannya penasaran bagaimana dulu mereka mengatur sedemikian rupa. Ini namanya piknik ke kampus ahhahahah
BalasHapusIya mas jalur transportasinya sudah direncanakan dengan baik mengikuti tata kota, makanya tertib dan teratur
HapusWah baru tau ternyata kampus luar negeri ada juga ya yang keliatan biasa kayak gitu. Sabar mas, mungkin kampusnya ngga kejam nyambut kedatangan mas dengan istri. Tapi mungkin masnya aja yang punya ekspektasi lebih hehe. Apapun itu, yang penting mas dan istri udah bisa jalan-jalan. Seneng deh liatnya bisa menghabiskan waktu dengan pasangan disana. :)
BalasHapusBanyak ternyata, mungkin memang kalau mau dapat view yang bagus carinya kampus kampus tengah kota, karena biasanya bagian dari peradabannya.
HapusEheehehee, nga terlalu mengesankan ya, mungkin ada beberapa aspek yang membuat begitu. :D
BalasHapusBetul mas, kurang mengesankan, mungkin karena memang gedungnya terbilang baru sama ambience kampusnya kurang terasa hahahah
HapusPengalaman yang luar biasa mas cipu sebelum balik ke Indonesia, pasti nantinya postingan semacam ino banyak disearch calon2 mahasiswa yang mau kuliah di China, maksudnya cek ombak dulu suasana sekitarnya kayak apa, utamanya yang mau kuliah di sekitar China Selatan, walau yah, bangunannya mungkin tak sesuai ekspektasi dengan bayangan awal (maklum mungkin masih baru kali yes gedungnya haha). Sambutan dingin gedung kampus yang diam membisu untunglah akhirnya mampu dihangatkan oleh semangkuk mie lezat halal #sluuurph #laper mode on
BalasHapusOh ya, aku juga suka terintimidasi sama jajanan kaki lima macam rebus-rebusan gitu Mas Cipu. Klo liat ubi gendut-gendut dengan asep yang masih mengepul itu kayaknya kok ya seksi betul, ahaha
Klo yang jajanan khas China sate buah dikasih karamel itu sih khas China daerah mana mas?
Iya mbak nemu mie kuah di mangkok gede dengan asap mengebul itu memang asli bikin ngiler, dapatnya resto halal pula. Wuaaah iman saya pasti tergoda kalau lihat mie rebus.
HapusKalau sate buah dikasih karamel saya belum pernah nemu dan nyobain mbak.
aku mikir-mikir, kecele apaan ya wkwkwk
BalasHapusngomong-ngomong kenapa stasiun kereta api bawah tanah merujuk ke busway, mas? :(
Kereta bawah tanah itu subway mbak, itu cuma bikin anagram asal dengan busway hahaha.
HapusDilihat dari letak kampusnya yang deket sama stasiun kereta,kok tetiba keingetan sama letak kampus UI.
BalasHapusMaklum pernah tinggal lama di Depok hehehe :)
Kalau kampus ini masih 1 km dari stasiun subway mas. Kalau stasiun UI, letaknya sudah di kawasan UI nya. Tapi lebih keren kampus UI sih mas hehehe
Hapusrealita jauh dari ekspektasi ini mah yaa haha. tapi setidaknya ada pengalaman baru, berkunjung ke kampus di luar negeri walaupun di hari libur hahaha..
BalasHapus-traveler paruh waktu
Iya Mas Barra, sekali kali merasakan travelling zonk lumayan buat pengalaman dan pengingat untuk riset dulu sebelum pergi hahaha
Hapushehehe kayaknya aku juga akan berexpetasi seperti itu, di kampus bisa liat cowo keceh, tinggi putih kayak di drakor drakor, yang sok cool, efek baca review drakor ya begini pemikirannya, tapi setelah nyampe sana ya kudu "nangis" kalo ternyata kita diboongi sama expetasi yang terlalu tinggi tadi
BalasHapustapi seru sih ini, perjalanan sejam lebih dan berakhir zonk, kapan lagi bisa blusukan kampus orang diluar negeri. memang tampilan brosur suka menipu hehehe
Hahahaha kecele jadinya. Tapi gak papa, lain kali akan lebih perbanyak riset biar dapat gambaran daerah yang akan dituju
HapusWaaah lagi ga beruntung ya mas, pas sedang libur :D. Dulu aku visit bbrp kampus di Malaysia, dan sdg rame2nya. Itu memang yg bikin lgs pengeeeen banget kuliah di sana. Kayaknya beda aja Ama suasana kampus di indo :D. Mungkin Krn banyak ngeliat bule2 ato international studentsnya berkeliaran hahahahaha.. ujung2nya malah didaftarin papa.
BalasHapusAku ke China cm Beijing doang. Padahal pgn bgt bisa ke kota2 lainnya di sana. Apalagi di beberpa kota view alamnya cakep banget kaan. Tp memang kota2 di China terlalu banyak , butuh waktu lama utk bisa jelajah semuanya :D.
Mbak Fanny bener, mungkin kampus kampus di Indonesia bisa lebih terasa internasional kalau makin banya mahasiswa/i internasional yang berkuliah di sini kali ya.
HapusAku juga ke China cuma ke Yunnan doang mbak, belum menjelajahi provinsi lain.
Wah, udah modern banget ternyata Kunming ya, Bang? Saya kira, karena posisinya jauh banget dari Beijing, Kunming nggak sekinclong itu. Kayaknya standar "daerah" di China udah beda sama di Indonesia. Kemarin-kemarin baca postingan narablog soal Lhasa, ternyata juga sudah kinclong nggak kayak di film Seven Years in Tibet. Hehehe...
BalasHapusBtw, dulu Bang Cipu dari ke Kunming dari Vietnam lewat jalur darat atau udara kah?
Saya dari Hanoi ke Yunnan itu naik pesawat, pengennya sih naik darat tapi sepertinya susah waktu itu karena waktu kami mepet.
HapusWkwkk.. kecele double yak.. jauh2 cari spot instagramable, zonkk.. Btw mau tanya Paakk..kenapa komitmen ga pake paket internet? kenapa pilih ke Cina? #cumakepo hehe
BalasHapus