Menjadi penerjemah, menuntut saya untuk siap diboyong kemana saja oleh Bule-bule di kantor. Umumnya sih mereka-mereka yang saya temani ke field adalah orang-orang yang pernah merasakan susah nya bertugas di desa, apalagi banyak diantara mereka yang pernah bertugas di Afrika. So, Indonesia is not really a big deal for them compare to what they have experienced in Africa. Saya selalu merasa beruntung jika saya diminta untuk menemani mereka yang usianya lebih tua, karena bisa belajar banyak dari mereka. Selain itu, mereka tidak banyak tingkah saat dibawa ke desa-desa.
Beberapa bulan terakhir ini, kantor banyak kedatangan tim evaluasi. Dan biasanya saya yang diminta untuk menemani tim keliling Indonesia. Selama perjalanan, saya dan tim evaluasi makin menjadi akrab karena saya memang hobi iseng. Dan beberapa diantara mereka pernah menjadi korban keisenganku. Untungnya, mereka gak pernah marah.
Banyak kejadian yang seru dan lucu selama menemani mereka.
Kasus 1.
Kejadian ini terjadi sekitar awal 2009. Tim evaluasi yang dikomandani oleh bapak Carlos mengunjungi kantor kami. Carlos meminta saya untuk ikut ke Bandung menemaninya melakukan evaluasi (tentunya untuk menerjemah). Carlos orangnya sangat ramah, suka ngobrol dan sangat humoris, beda dengan saya yang agak introvert . Dalam perjalanan menuju Bandung, Saya, Mbak Esther dan Carlos terus bercanda sampe kering nih gigi gara-gara ngakak sepanjang jalan.
Saya (S) : Hmmm feel full now (rasanya kenyang banget sekarang)
Carlos (C) dan Mbak Esther (E) : yeahhhh (kompak)
S : Carlos, why didn't you finish all the foods (Kok makanannya gak dihabiskan semua?)
C : I finished all (Habis semua kok!!)
S : Nope, you haven't eaten the banana leave (Nggak ah, tuh daun pisangnya blom dimakan)
C : What?????
S : Carlos, that is the purpose of timbel. Rice is cooked along with the banana leaves so when it is cooked, the banana leave will be edible and taste delicious...... (Carlos, itulah gunanya orang masak timbel. Berasnya dimasak dengan daun pisang, jadi kalo sudah masak, daun pisangnya akhirnya layak makan juga dan rasanya jadi enak)
C : Hmmmm, are you serious? (Hmmm, kamu serius yah?) *sambil menatap dengan tatapan yang penuh kecurigaan dan syakwasangka*
S : yessss....... *mencoba meyakinkan*
C : (mulai bimbang sambil memegangi daun pisang)
Carlos sudah hampir masuk perangkap ketika mbak Esther menjernihkan permasalahan
E : No no no, it's just Cipu's joke. (Nggak kok, itu tadi Cipu cuman bercanda)
S : (lmao)
**DIJITAK CARLOS**
KASUS 2
Kejadiannya awal Januari 2010. Seorang konsultan diutus oleh kantor ku untuk melakukan evaluasi, dan saya (sekali lagi) beruntung bisa ditugaskan menemani ibu konsultan yang tangguh ini. (Saya bilang tangguh karena dia sudah lebih dari 30 tahun mengabdikan dirinya bekerja di Afrika, padahal dia aslinya orang Australia). Waktu itu, saya dan ibu konsultan menempuh perjalanan dari Semarang ke Purwokerto menggunakan mobil rental. Suasana di dalam mobil hening kecuali radio yang memutar lagu-lagu Indonesia.
Musik terus mengalun. Lagu pun terus berganti. Sampai pada intro sebuah lagu, musik Sunda mulai mengalun dengan syahdu. Ibu Konsultan mulai bereaksi.
Ibu Konsultan (IK) : Hmmm, the music is familiar to me, I think I have heard this song. I like this song. (Hmmm, musik nya sepertinya tidak asing, Sepertinya saya pernah mendengarkan lagu ini. Saya suka lagunya)
Saya (S) : Oh yah, I think it is traditional song (Oh yah kedengarannya seperti lagu tradisional).
IK : Yeah, I have heard it, and I like it (Yah, saya pernah mendengar lagu ini dan saya suka)
S : (mengeraskan volume radio sambil tetap berkonsentrasi lagu apakah gerangan, yang pasti sih musik nya musik Sunda).
Sang penyanyi pun mulai bersenandung:
Jyaaaaaaaaaaah ternyata itu lagunya Lilis Karlina, Cinta terisolasi. Sebagai penggemar dangdut saya tentunya tahu lagu ini. Ternyata si Ibu Konsultan juga doyan Lilis Karlina. Hehehehe. Ingin rasanya bilang ke beliau: Yess Maam, Dangdut is the music of my country.
Beberapa bulan terakhir ini, kantor banyak kedatangan tim evaluasi. Dan biasanya saya yang diminta untuk menemani tim keliling Indonesia. Selama perjalanan, saya dan tim evaluasi makin menjadi akrab karena saya memang hobi iseng. Dan beberapa diantara mereka pernah menjadi korban keisenganku. Untungnya, mereka gak pernah marah.
Banyak kejadian yang seru dan lucu selama menemani mereka.
Kasus 1.
Kejadian ini terjadi sekitar awal 2009. Tim evaluasi yang dikomandani oleh bapak Carlos mengunjungi kantor kami. Carlos meminta saya untuk ikut ke Bandung menemaninya melakukan evaluasi (tentunya untuk menerjemah). Carlos orangnya sangat ramah, suka ngobrol dan sangat humoris, beda dengan saya yang agak introvert . Dalam perjalanan menuju Bandung, Saya, Mbak Esther dan Carlos terus bercanda sampe kering nih gigi gara-gara ngakak sepanjang jalan.
Berkunjung ke desa bersama Carlos dan Mbak Esther
Sesampainya di Bandung, kami memilih restoran Roemah Nenek sebagai tempat makan malam kami. Saya memesan sate ayam plus nasi, dan Carlos memesan nasi timbel komplit. Saya lupa Mbak Esther pesan apa. Kami yang sedang lapar langsung kalap begitu pesanan kami dihidangkan. Makanan tandas dalam sekejap. Carlos sepertinya menikmati makannya, yang tersisa di depannya tinggal daun pisang pembungkus timbel. Saya mulai membuka pembicaraan:Saya (S) : Hmmm feel full now (rasanya kenyang banget sekarang)
Carlos (C) dan Mbak Esther (E) : yeahhhh (kompak)
S : Carlos, why didn't you finish all the foods (Kok makanannya gak dihabiskan semua?)
C : I finished all (Habis semua kok!!)
S : Nope, you haven't eaten the banana leave (Nggak ah, tuh daun pisangnya blom dimakan)
C : What?????
S : Carlos, that is the purpose of timbel. Rice is cooked along with the banana leaves so when it is cooked, the banana leave will be edible and taste delicious...... (Carlos, itulah gunanya orang masak timbel. Berasnya dimasak dengan daun pisang, jadi kalo sudah masak, daun pisangnya akhirnya layak makan juga dan rasanya jadi enak)
C : Hmmmm, are you serious? (Hmmm, kamu serius yah?) *sambil menatap dengan tatapan yang penuh kecurigaan dan syakwasangka*
S : yessss....... *mencoba meyakinkan*
C : (mulai bimbang sambil memegangi daun pisang)
Carlos sudah hampir masuk perangkap ketika mbak Esther menjernihkan permasalahan
E : No no no, it's just Cipu's joke. (Nggak kok, itu tadi Cipu cuman bercanda)
S : (lmao)
**DIJITAK CARLOS**
KASUS 2
Kejadiannya awal Januari 2010. Seorang konsultan diutus oleh kantor ku untuk melakukan evaluasi, dan saya (sekali lagi) beruntung bisa ditugaskan menemani ibu konsultan yang tangguh ini. (Saya bilang tangguh karena dia sudah lebih dari 30 tahun mengabdikan dirinya bekerja di Afrika, padahal dia aslinya orang Australia). Waktu itu, saya dan ibu konsultan menempuh perjalanan dari Semarang ke Purwokerto menggunakan mobil rental. Suasana di dalam mobil hening kecuali radio yang memutar lagu-lagu Indonesia.
Musik terus mengalun. Lagu pun terus berganti. Sampai pada intro sebuah lagu, musik Sunda mulai mengalun dengan syahdu. Ibu Konsultan mulai bereaksi.
Ibu Konsultan (IK) : Hmmm, the music is familiar to me, I think I have heard this song. I like this song. (Hmmm, musik nya sepertinya tidak asing, Sepertinya saya pernah mendengarkan lagu ini. Saya suka lagunya)
Saya (S) : Oh yah, I think it is traditional song (Oh yah kedengarannya seperti lagu tradisional).
IK : Yeah, I have heard it, and I like it (Yah, saya pernah mendengar lagu ini dan saya suka)
S : (mengeraskan volume radio sambil tetap berkonsentrasi lagu apakah gerangan, yang pasti sih musik nya musik Sunda).
Sang penyanyi pun mulai bersenandung:
Lama sudah kucinta padamu
Tapi di hati hanya terpaku
Karena hidup kita berbeda
Kau telah berdua
Kini ku merana Cintaku kini terisolasi
Siang malam kau selalu di hati
Tidur pun aku tak bisa lelap
Selalu teringat terbayang di mati
Tapi di hati hanya terpaku
Karena hidup kita berbeda
Kau telah berdua
Kini ku merana Cintaku kini terisolasi
Siang malam kau selalu di hati
Tidur pun aku tak bisa lelap
Selalu teringat terbayang di mati
Jyaaaaaaaaaaah ternyata itu lagunya Lilis Karlina, Cinta terisolasi. Sebagai penggemar dangdut saya tentunya tahu lagu ini. Ternyata si Ibu Konsultan juga doyan Lilis Karlina. Hehehehe. Ingin rasanya bilang ke beliau: Yess Maam, Dangdut is the music of my country.
PERTAMAXXX...
BalasHapusIiiiihhh.... Cipu iseng banget c..... Nanti kena batunya loh :D
Dasar kamu :p
ooo ternyata kmu seorang interpreter
BalasHapusNice....
BalasHapushihihihi...lucu
BalasHapusngakakgw bacanya...lu jail banget sih!
salam kenal juga ya... ;)
napa na nda sampe dimakan betulpi itu daun pisang baru ki kasi tauk kak (devil)
BalasHapuseh hati2ki nanti dikerjai jg di aussie, haha...
klo pengalaman sam orang Pakistan? ga ada yang lucu ya? hehehee
BalasHapuscipu is cipu... always make a joke..
BalasHapuswah Carlos kelamaan mikir yah, padahal kenapa langsung embat aja pas dikasih tau daun pisang itu untuk penutup makanan.
BalasHapuseh lupa belum ketawa: heu heu heu
BalasHapusya ampyunnn cipuuuu, kamyu jail banget.. huahahaha
BalasHapus:)) hmm...jadi ingat waktu temani tamu bule di kantor saya juga jalan2..hehehe ada2 aja emang yang lucu :D
BalasHapuskeep spirit bro....
BalasHapusambil hikmahnya aja... hehehe
@Merry: makanya di kantor saya sering dipanggil Cheeky :p
BalasHapus@exort : he eh, ketahuan deh
@mayasari: thanks mbak
@Ria: senang bisa bikin orang ngakak
@iLLa; kalo sampe dia makan itu daun, di pecat ka kapang.....
@Mila : kalo pengalaman sama mereka mah, ada juga menjengkelkan
BalasHapus@katakataku: he eh setidaknya Carlos masih mikir.....
@quinie: he he he emang jail mbaK
@trisnok : perbedaan kultur kadang menciptakan banyak kelucuan
@Pekanbaru: yeah anda benar, ambil hikmahnya aja. Tapi BTW, mbak hikmah tadi lagi keluar beli makanan
isss...benarkah kaw penggemar daNdut??? ck ck ck....
BalasHapus-Jangtu-
dangdoet-ers? (unsure)
BalasHapusHaha....Lucu banget neh...
BalasHapusJadi inget waktu ngundang dinner beberapa temen di tempat gw n hubby. Gw sengaja pake daun pisang di meja makan supaya lebih eksotis... Jelaslah, para tamu terkagum2x secara mereka blom pernah lihat daun pisang (apalagi pu'unnya)...
Giulia, temen dari Italia, saking semangatnya sampe nanya: "Can I eat the banana leaves?.... It looks delicious..." Haha, terang aja gw ngakak antara nggak tega mau bilang 'Iya, makan aja daunnya...', sekaligus takjub mendengar baru kali ini ada orang bilang kalo daun pisang terlihat lezat... :D
hahaha, dangdut is definitely the music of my country...
BalasHapusjadi kapan kita nonton konser bung roma irama bareng?
halo mas cipui :D
BalasHapuskunjungan pertama saya kemari :)
hasil blogwalking sih,, geje sehabis makan siang :))
Salam kenal...
BalasHapusSaya menikmati posting yang kamu buat. Keren, ceritanya asik.
Salam
wah benere asik tuh kalo si bule jadi makan daun pisang, pgn tau reaksine heheh
BalasHapusbulenya ternyata bisa dikibulin juga ya... wkwkwkwkwk..
BalasHapuscoba kalo daun pisangnya dimakan sekalian. lucu tuh