Kebiasaan-kebiasaan Buruk Saat Menonton di Bioskop

Menonton film di bioskop sepertinya sudah jadi jamak bagi kita semua. Meski film-film bagus sudah bisa diakses via online, namun animo menonton di bioskop tetap tak terkalahkan. Menyaksikan film-film terbaru di layar lebar dengan kualitas suara “all around you” ala Dolby Digital, plus kursi empuk ditemani cemilan enak, memang “surga” bagi kita-kita para pecinta film. Apalagi harga tiket bioskop di Indonesia bisa dibilang sangat terjangkau, ada lho yang cuma bayar 30 ribu Rupiah sudah bisa nonton di bioskop (syarat dan ketentuan berlaku). 

Kita pastinya berharap bisa menonton dengan nyaman saat berada di bioskop. Iyalah, sudah bayar 30 ribu (atau lebih), kita tentu mau menikmati me-time kitalah  selama 1-3 jam dengan nyaman. Sayangnya, kadang konsentrasi kita terganggu dengan hal-hal yang dilakukan oleh penumpang lain. Suka atau tidak suka akan sesuatu mungkin bersifat subjektif. Akan tetapi, untuk urusan menonton di bioskop, sudah ada etika tak tertulis yang berlaku secara umum di berbagai bioskop di seluruh dunia. Biasanya, sebelum film mulai, pihak bioskop juga ikut menyampaikan “do” dan “don’t”-nya, tapi ada saja yang masih belum bisa menerapkannya. Apa saja sih hal-hal yang kerap mengganggu saat menonton di bioskop? 

Berdiskusi dengan teman dan menerima telepon 

Picture is retrieved from here
Bertemu dan ngobrol dengan teman tentunya menyenangkan, apalagi jika kita sudah lama tak bertemu. Tapi jika ketemuan dan ngobrolnya berlangsung di bioskop, keseruan ngobrol ini bisa jadi gangguan bagi para penonton sekitar. Kalau mau ngobrol enak, kenapa harus di bioskop yah? Bukannya biasanya di sekitar bioskop banyak cafĆ© yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk ngobrol. Sesekali berbisik dengan teman nonton sih ga masalah, tapi jika berbisik  berulang-ulang diselingi cekikikan (apalagi kalau scene filmnya lagi serius), bisa bikin penonton lain bete dan pingin nimpuk. Menerima telepon saat film sedang diputar juga sangat mengganggu, terlebih jika percakapan teleponnya tak berujung dan tak berkesudahan. Meski mungkin tone percakapannya setengah berbisik, tapi tetap saja kehadiran suara lain di luar suara dolby digital terasa mengganggu.  Jadi kalau lagi nonton di bioskop, ngobrol nya puasa dulu  dan hape nya diistirahatkan sementara yah.  

Menyalakan hape saat pemutaran film sedang berlangsung 


Picture is retrieved from here
Alasan lampu bioskop diredupkan (atau dimatikan yah) saat film diputar adalah agar kita bisa fokus pada satu hal: proyeksi gambar pada layar bioskop. Kalau kata Via Vallen, “Harus fokus, satu titik, titik itu…….”. Nah makanya kudu fokus nya ke layar bioskop saat menonton film. Tapi eh tapi, kerap fokus itu sering terganggu dengan pendaran cahaya hape dari penonton –penonton bioskop yang lain, yang mungkin sedang: balas WA, update status, check timeline, nunggu balasan WA pacar, atau lagi update IG story. Apa balas WA, update status dan check timeline ga bisa nunggu sampai film selesai yah? Kalau memang mau nonton, mending hape nya di silent aja. Kalau saya pribadi, hape langsung saya matikan saat lampu bioskop mulai diredupkan. Jadi, tidak ada distraksi bagi diri sendiri maupun penonton lain. 

Nyeletuk tentang scene film berikutnya


Picture is retrieved from here
Pernah nggak ngalamin saat seru-serunya nonton, tiba-tiba di samping kita, ada yang tiba-tiba nyeletuk ke temannya, “nanti si penjahat ditembak” atau “bentar lagi si mbak nya mati”. Gimana rasanya? Kesel kan? Sama, saya juga. Sering ada beberapa orang yang memang tidak cukup menonton sebuah film sekali saja di bioskop. Kalau film nya memang sangat bagus, kadang kita kerap tergoda untuk nonton ulang. Cuma sayangnya, ada juga yang  lagi nonton ulang, yang tidak tahan untuk tidak menyampaikan spoiler plot film nya ke temennya. And it is annoying. Jadi kalau lagi nonton ulang, stay humble dong, biarkan para penonton lain menikmati alurnya dan menerka-nerka sendiri plotnya. 

Menendang, menggoyang-goyang kursi di row depan 

Picture is retrieved from here
Saat sedang menonton, kita kerap terganggu saat kursi yang kita duduki terasa ditendang-tendang atau sedikit bergoyang-goyang karena ulah mereka yang ada di belakang. Beberapa orang memang punya kebiasaan menggoyang-goyang kakinya saat duduk. Nah yang bikin mengganggu adalah saat kaki nya digoyang-goyangkan dan mengenai bagian belakang kursi kita. Atau, kaki penonton belakang  “parkir” di bagian belakang kursi kita, lalu kakinya digoyang-goyangkan sehingga dampak goyangannya terasa di kursi kita. Jadinya kayak naik perahu, serasa diombang-ambing di bioskop, padahal kan kita butuh kepastian (nah loh kok curhat). Kalau sudah terganggu, silahkan langsung ditegur pelakunya. Biasanya efektif kok.  

Bawa Batita Ikut Nonton

Mendengarkan suara anak menangis juga bisa sangat mengganggu penonton lain. Jika frekuensi tangisannya sekali-kali dan bisa diredakan, penonton pasti masih bisa mafhum. Namun jika tangisan sang anak berkepanjangan, tentunya sangat mengganggu penonton yang lain. Tangisan anak/bayi di bioskopmungkin disebabkan karena mereka tidak biasa berada di ruangan gelap, layar yang lebar dan suara yang lebih keras yang biasa mereka dengar. Panca indra bayi, khususnya penglihatan dan pendengaran, belum terbiasa dengan tajamnya cahaya dan kerasnya suara di bioskop.  Jadi kapan kah usia yang ideal untuk mulai mengajak anak ke bioskop? Kalau menurut para ahli, usia 4 tahun adalah usia ideal untuk mengajak anak ke bioskop, karena di usia tersebut anak sudah bisa lebih betah untuk duduk lebih dari sejam, dan telah memiliki kemampuan memahami cerita secara utuh. Tapi, pilih-pilih juga yah jenis filmnya. Kalau bisa tetap mengacu pada content rating yang sesuai untuk semua umur, atau setidaknya Parental Guidance (harus didampingi oleh orang tua). Nah, jadi yang punya anak batita, sebaiknya tunggu dulu sampai anaknya wisuda batita sebelum mengajak mereka ke bioskop. Atau kalau sudah kebelet banget, mungkin bisa meminta bantuan mertua buat jagain anak atau titip ke saudara. 

Nah, itulah kira-kira kebiasaan kebiasaan yang sering kita lakukan di bioskop yang dapat mengganggu penonton lain. Kalian ada pengalaman menyebalkan gak saat nonton di bioskop?   
5 komentar
  1. Semua disebutkan Cipu diatas bener bikin bete. Apa kita kudu adu mulut ya sama penonton yang bikin kesel begitu?, hehehe...

    Kalo penonton sampai bawa batita lalu batita teriak atau menangis, kalau saya mah langsung pulang aja. Soalnya konsentrasi udah pasti terbagi. Tak bisa lagi menikmati film.

    Semangat ngeblog.

    BalasHapus
  2. Ah iya bener kalo ada yang bisik bisik nyampein spoiler itu nyebelin banget. Dua kali saya ngalamin yg kaya gitu, maksudnya apacoba haduuhhhh. Kalo kursi biasanya di tendang sama bocah -_-.

    BalasHapus
  3. Bener banget ini, kadang ada penonton yang kurang sadar kalau kelakuannya mengganggu penonton lain yang hendak menikmati film. Btw sebenernya untuk poin menyalakan hape utk sekedar mengecek pesan (bukan menelepon) mungkin masih bisa ditolerir JIKA brightness hapenya diturunin sampe minimum, jadi cahayanya ga ganggu. Sayangnya banyak yang ga ngelakuin itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, kalau brightness nya dikurangi mungkin masih maklum ya. Cuma memang, banyak penonton yang tidak ngeh bahwa pendar gawai mereka bisa mengganggu mereka yang di belakang

      Hapus
    2. Halo mas Cipu. Perdana mampir.
      Yang dituliskan benar banget. Kalau ada yang bawa balita batita nonton film dewasa itu rasanya gemas gimana gitu. Padahal anak orang lain juga, cuma anaknya suka ketakutan gitu kalau ada adegan kaget.
      Menurut saya pihak bioskop yang harusnya bisa tegas dalam menegakkan aturan, bukan hanya memikirkan pemasukan.Lagipula penonton lain jadi terganggu juga.

      Nice post....

      Hapus