Mendadak Kondangan



Pukul 02.50 Sabtu dini hari (9 Februari 2019), saya masih berdiri di pinggir jalan dekat perempatan Bandara Hasanuddin Makassar, menunggu mobil jemputan yang sedianya mengantarkan saya ke kampung halaman di Rappang, Kab. Sidrap.Bukannya sombong, mobil-mobil angkutan penumpang antar kota di Sulawesi Selatan biasanya berbentuk mobil Kijang Innova dan sejenisnya, bukan bus bus macam Lorena di Jawa. Rasanya sejak kuliah di Makassar sekian belas tahun yang lalu, memang sudah tidak ada layanan bus antar kota yang melayani trayek Sidrap - Makassar, nampaknya kalah bersaing dengan mobil mobil yang lebih kecil. Mata saya sudah sangat berat setelah perjalanan pesawat Jakarta - Makassar dengan waktu tiba Pukul 01.30 dini hari.

Kepulangan saya ke Sidrap boleh dibilang sangat mendadak. Hari Sabtu  9 Februari sebenarnya adalah hari pernikahan salah seorang sepupu saya. Sudah tahu sendirikan sejak awal tahun 2019, tiket pesawat melonjak. Nah, saya sudah menginformasikan kepada handai taulan di kampung halaman bahwa sepertinya saya tidak bisa mengunjungi pesta pernikahan sepupu saya. Padahal biasanya saya cukup militan loh untuk bela-belain menghadiri pernikahan sepupu, salah satu buktinya bisa dilihat disini. Tapi keinginan saya yang menggebu-gebu untuk kumpul keluarga dan menghadiri pernikahan sepupu terpaksa harus saya kubur dalam-dalam setelah melihat harga tiket Jakarta - Makassar yang naik hampir dua kali harga tiket rute yang sama beberapa bulan sebelumnya. 

Rencana saya berubah tatkala saya diminta menghadiri sebuah meeting di Makassar minggu depannya (Hari Senin 11 Februari 2019). Mengingat informasi ini saya terima menjelang weekend, saya meminta izin pada pimpinan di kantor untuk memajukan penerbangan saya ke Jumat malam demi bisa menghadiri pernikahan sepupu pada Sabtu siang di Sidrap. Untungnya atasan saya OK, saya pun segera merubah penerbangan ke Jumat tengah malam. Istripun memberi restu saya pulang sendirian, meski dikasih infonya dadakan. Rencana kepulangan saya tak saya sampaikan ke keluarga di kampung, biar surprise lah kira-kira.

****

Menjelang pukul 03:00 pagi, mobil jemputan saya tiba. Kebetulan yang mengemudi mobilnya adalah teman masa SMA saya dan salah satu penumpang yang ikut di mobil itu adalah mantan housemate saya. Saya yang tadinya belum tidur dan sangat ngantuk, jadinya malah semangat bercerita nostalgia masa masa SMA di kampung dan masa-masa kuliah di Makassar. Normalnya, perjalanan Makassar - Sidrap ditempuh dalam waktu  4 - 4.5 jam, namun karena mobilnya berangkat subuh dan bergerak dengan kecepatan ala fast and furious, perjalanannya kami tempuh dalam waktu 3 jam. Menjelang jam 6 pagi, mobil yang saya tumpangi memasuki kampung halaman dan mulai mengantarkan penumpang satu-satu ke rumah masing-masing. Saya kebetulan giliran paling terakhir, karena rumah saya yang letaknya paling jauh dari penumpang lain.

Saat mobil tiba di depan rumah, kakak saya langsung histeris melihat saya turun dari mobil. Tidak menyangka saya bisa pulang kampung untuk menghadiri kawinan sepupu. Sebuah jitakan manis mendarat di kepala. Saya yang dalam kondisi belum tidur, langsung diajak ke rumah sepupu.
Suasana pesta pernikahan di kampung 

Rumah sepupu saya sudah dihias dengan hiasan khas pesta ala Bugis saat saya tiba di rumah sepupu. Para tante dan Om yang melihat saya tiba langsung pada ngakak, merasa dikerjain, karena dari awal memang mereka tahunya saya tidak bisa datang. Jitakan dan cubitan saya terima dengan hati pasrah dari mereka. Kepala saya celingukan mencari sepupu saya, "Dia kemana?" tanya saya. "Oh dia dan calon istrinya lagi ke salon sebelah buat nemenin calonnya make up", kata tante saya.

Saya bergegas menuju ke salon yang dimaksud, yang jaraknya cuma ... 30 meter dari rumah sepupu saya. Saya pelan-pelan masuk ke salon dan rasanya priceless melihat reaksi sepupu saya yang speechless. Dia sampai susah berkata-kata karena tidak menyangka saya bisa datang.
Ekspresi tak percaya dari calon mempelai 

Setelah memberikan surprise pada keluarga, saatnya bersiap. Biasanya dalam adat Bugis, anggota keluarga mengenakan pakaian khusus saat pernikahan, yang cowok mengenakan jas tutup dan yang cewek mengenakan baju bodo, yang mulai tergantikan degan seragam gamis panjang.  Acara resepsi pernikahan berjalan lancar dan ramai. Saya bertemu beberapa teman SMA dan guru sekolah, bercengkerama dengan sepupu-sepupu yang level sarapnya hampir sama. Plus, foto session kocak yang merupakan style wajib kami di setiap pernikahan sepupu dan saudara.

With the groom and bride in their Bugis wedding dress 

my cousins, my adventure

Malamnya, kami berkumpul lagi untuk mabbilang passolo (menghitung angpao) dari amplop amplop yang masuk. Saya sebenarnya lebih menunggu acara ini, karena suasana terasa lebih hangat dan penuh kelakar saat kami berkelompok membuka amplop sembari membaca nama nama tamu undangan yang hadir. Suara riuh rendah kerap terdengar di malam spesial itu, ini ungkapan kelegaan karena acara telah selesai dan berjalan lancar, serta ekspresi kebahagiaan karena bisa berkumpul bersama keluarga besar. Acara mabbilang passolo ditutup dengan makan durian berjamaah.


Malam itu saya baru punya kesempatan tidur setelah tidak tidur selama 48 jam. Malam itu saya yakin saya tidur dengan senyum, karena yakin besok pagi ada kue kue Bugis tradisional menanti saya.


Sarapan favorit di kampung: putu beras 

Disclaimer: Cerita ini terjadi setahun sebelum wabah Covid-19



5 komentar
  1. Pasti keluarga kaget banget ya dikasih kejutan sama mas Cipu :))

    Tapi kagetnya, kaget senang hehehehe. Apalagi kalau ternyata mas Cipu memang jarang pulang ke kampung halaman, maka kehadiran mas pasti sangat dinanti-nantikan :D hehehe. By the way, kue tradisional Bugis ada apa saja mas? Menarik juga kalau kapan-kapan dibahas :>

    BalasHapus
  2. Iya Eno, saya memang jarang pulang. Lebaran saja belum tentu bisa pulang. Makanya lebih bisa pulang pas ada acara keluarga.

    Kue kue bugis banyak, ada barongko (kue pisang), katirisala (pake gula jawa, telur dan ketan), dan masih banyak lagi. Kapan kapan ini bisa ditulis postingannya

    BalasHapus
  3. Wah ini namanya surprise banget buat keluarga sepupu .. tau-tau mas Cipu datang di acara pernikahan sepupu.

    Seru acaranya ..

    BalasHapus
  4. Iya Mas, bersyukur dapat tiket gratis dari kantor jadi bisa pulang kampung hehehe

    BalasHapus
  5. Oh Cipu! What a beautiful and colorful celebration! I have always loved the traditional clothing from Indonesia from different islands they are all so beautiful! I love the clother that you and your family wore on this beautiful wedding!

    BalasHapus