Kursus Singkat di Aussie Bersama AAI

Sebagai pekerja kantoran, kebutuhan untuk terus mengetahui perkembangan maupun memperluas jejaring itu sangat perlu. Makanya, di banyak perusahaan, capacity building atau pelatihan itu perlu, agar karyawannya bisa terus merespon kebutuhan perusahaan yang terus berubah. Nah, penyediaan pelatihan ini umumnya disediakan oleh perusahaan, tapi ada juga karyawan yang mencoba mencari kesempatan pelatihan ini dengan caranya sendiri. Saya termasuk golongan yang kedua, karena di perusahaan sebelumnya tak banyak kesempatan untuk mengikuti pelatihan, malah kami yang sering diminta mengisi berbagai pelatihan. Salah satu organisasi yang rajin memberikan kesempatan seperti ini adalah Australian Awards Indonesia (AAI). 

Sekelumit tentang Short Course AAI

AAI sejatinya adalah penyedia beasiswa bergengsi untuk kuliah S2 dan S3 di Australia, serta kursus singkat (short course) yang juga memiliki program ke Australia. AAI menjadi salah satu program bantuan pendidikan Australia yang telah mulai disalurkan sejak Colombo Plan di tahun 1950. Jadi sudah lebih dari setengah abad program ini di Indonesia. Tujuannya, untuk membantu menyiapkan SDM handal dalam mendukung pembangunan Indonesia, serta memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Australia. Mulai menarik kan? 

Short Course AAI in Murdoch University, Pert

Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman short course yang dibiayai AAI (untuk pengalaman memperoleh beasiswa S2, bisa dicek disini pemirsah). Short course AAI menawarkan pelatihan dan lokakarya tematik, dengan durasi: 

  • 3 hari kelas persiapan (pre-course) di Indonesia, 
  • 2 minggu pelatihan di Australia, dan 
  • 3 hari kelas penutupan (post-course) di Indonesia.  

Short course yang ditawarkan oleh AAI menanggung semua yang dibutuhkan, diantaranya: 

  • Akomodasi selama kelas persiapan dan penutupan di Indonesia dan selama pelatihan di Australia 
  • Tiket perjalanan, baik untuk kegiatan di Indonesia maupun Australia 
  • Biaya short course di Universitas Australia 
  • Pengurusan visa 

Meski judulnya short course, meninggalkan pekerjaan/kegiatan di Indonesia untuk mengikuti pelatihan ini tentu memerlukan izin dari atasan di kantor, makanya izin atasan menjadi salah satu syarat yang harus dilampirkan saat mendaftar. Pendaftaran short course AAI  menurut saya cukup sederhana, calon peserta tinggal mengisi formulir daring yang ada (yang pengisiannya bisa dicicil) dan melampirkan beberapa dokumen yang diperlukan. Formulir biasanya meminta data-data pribadi, pernyataan motivasi mengikuti pelatihan dan rencana serta manfaat dari pelatihan tersebut dalam karir ke depannya (nah disini keterampilan mengemukakan pendapat secara tertulis perlu ditonjolkan, agar formulir yang kita isi bisa menonjol dari peserta lain). Selain itu, kita diminta melampirkan beberapa dokumen standar (KTP, passport serta tes bahasa Inggris terakhir bisa IELTS ataupun TOEFL). Setelah semua data dalam formulir  serta dokumen pendukung selesai, calon peserta tinggal klik tombol submit untuk selanjutnya berharap-harap cemas atau berharap-harap cuek menunggu pengumuman. 

Setelah memasukkan berkas, akan dipilih sejumlah calon partisipan yang lolos seleksi administrasi, untuk selanjutnya mengikuti wawancara dengan panel jurinya. Saat diumumkan sebagai salah satu short-term awardee (peserta short course), peserta selanjutnya akan mengikuti rangkaian kelas persiapan di salah satu kota di Indonesia, pengurusan visa, keberangkatan ke Australia, dan ditutup dengan kelas penutupan di salah satu kota di Indonesia juga. Nah, yang saya sampaikan diatas adalah prosedur singkat short course, saya akan lanjutkan dengan cerita saya sendiri mengikuti salah satu short course-nya. 

Short Course: Renewable Energy Technology for Eastern Indonesia 2019 

Kursus yang saya ikuti berjudul Pemanfaatan Energi Terbarukan untuk Indonesia Timur, yang dilaksanakan pada tahun 2019. Setelah menerima surat cinta dari AAI berisi surat undangan mengikuti short-course, kami lanjut menyampaikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk proses visa (foto, KTP, passport, dan beberapa dokumen isian).

Kelas persiapan saya diselenggarakan di Makassar pada 16-18 Juli 2019. Di Makassar, saya bisa bertemu dengan 24 teman-teman awardee yang lain dan bertemu juga dengan pihak kampus yang akan menjadi tuan rumah kursus singkat kami di Australia. Short course kami di Australia akan diadakan oleh Murdoch University di Perth pada pertengahan hingga akhir Agustus 2019. Di kelas persiapan, selain berkenalan dengan para peserta, kami mulai membahas beberapa materi tentang energi terbarukan, kunjungan ke Pulau di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) untuk melihat fasilitas pembangkit tenaga surya, serta pembekalan do's dan don'ts selama di Aussie. 


Kunjungan ke Pulau Saugi, di Kab. Pangkep, Sulsel

Kelas persiapan di Makassar

Setelah memperoleh visa di awal Agustus, kami bertolak ke Perth pada tanggal 17 Agustus 2019 dengan semangat nasionalisme karena pas dengan hari Kemerdekaan Indonesia (patriotik sekali ya gais). Peserta yang berasal dari luar Jakarta, diterbangkan terlebih dahulu ke Jakarta untuk selanjutnya bersama-sama ke Perth. Di Perth, akomodasi kami di kawasan Fremantle, yang merupakan kawasan pelabuhan yang terkenal. Akomodasi kami sangat nyaman, layaknya apartemen dua kamar yang lengkap dengan dapur, kamar mandi merangkap laundry room, dan yang paling bikin bahagia adalah perjalanan serta akomodasi ini gratis dari AAI. Maka nikmat short course manakah yang kau dustakan, Kisanak?. 

17-an di Bandara Perth

Fremantle area

Suasana kamar di hotel Fremantle

Short course yang diselenggarakan oleh Murdoch University sangat menarik, menggabungkan pembelajaran di kelas dan kunjungan ke beberapa pelaku industri energi terbarukan terkemuka di Australia Barat. Kelasnya juga berlangsung sangat dinamis, karena para pemateri yang dihadirkan bukan hanya dosen di kampus tersebut, namun juga sejumlah praktisi dan pelaku industri. Diskusi, tanya jawab dan rencana potensi kolaborasi mulai mengemuka selama short course berlangsung. Selain itu, kami juga mulai intensif diskusi secara berkelompok untuk membahas project award (semacam proyek kecil) untuk dikerjakan dan dipresentasikan nantinya saat kursus penutupan di Indonesia. 

Murdoch Uni's lawn area

Industry visit ke Pembangkit Listrik tenaga sampah 

Suasana kelas yang interaktif

Tentunya tak hanya belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh, jalan-jalannya pun banyak. Murdoch University sudah memasukkan agenda jalan-jalan ke dalam short course, termasuk ke Pinnacle Desert, Badgingarra, Perth Zoo dan pusat kota Perth. Selain itu, beberapa teman sekelas juga menyempatkan diri berkunjung ke Rottnes Island yang ceritanya bisa disimak disini. Setelah dua minggu di Perth, kami kembali ke Indonesia untuk kembali ke rutinitas kantor sambil membawa PR proyek kecil yang harus dipresentasikan di Kelas Penutupan. 

Downtown Perth

Pinnacle Desert

ketemu bestie di Aussie

Kelas penutupan kami terkonfirmasi dilaksanakan di Surabaya pada Januari tahun 2020. Tentunya, semuanya kembali bersukacita bertemu kembali sambil saling meberikan update tentang kerjaan dan proyek masing-masing. Di kelas ini, setiap kelompok menyampaikan progress dan capaian proyek masing masing dalam sebuah poster dan mempresentasikannya dalam kelas. Meski memang masih banyak yang berupa prototipe dan konsep, ada beberapa proyek yang sudah terimplementasi. 

Merayakan selesainya short course di Surabaya

Salah satu proyek yang berhasil adalah proyek SREG di Sumba, yang berhasil membangun infrastruktur PLTS (surya) dan baterai untuk masyarakat di desa adat Sumba yang belum memperoleh listrik, yang videonya bisa disimak disini. Proyek SREG saat ini masih berjalan dengan beberapa proyek menerangi listrik di desa-desa yang masih jauh dari jangkauan PLN. Proyek SREG saat ini mengandalkan pendanaan dari donasi para dermawan untuk membantu menyediakan akses listrik maupun air kepada mereka yang belum memperoleh akses tersebut di Sumba. 

Tema Short Course AAI 

Untuk teman-teman yang tertarik untuk mengikuti short course AAI, silahkan berkunjung ke laman AAI. Setiap tahun lebih dari 10 short course yang diadakan dengan tema berbeda-beda. Untuk tahun 2023 sendiri beberapa tema short course antara lain: biosecurity, rantai pasok tanaman biji (grain), integrasi pasar untuk UMKM, Pelucutan senjata dan non-proliferasi, transformasi ekonomi digital dan masih banyak lagi (daftar lengkapnya silahkan mampir ke laman AAI). Tema-tema yang diusung akan selalu dinamis mengikuti kebutuhan yang ada di Indonesia. 

Salah satu keistimewaan bagi alumni short course AAI ini adalah kita memiliki akses terhadap sejumlah kegiatan alumni (pemutaran film, lokakarya, acara makan malam dan sejumlah kegiatan lain) maupun kesempatan untuk mengakses Alumni Grant Scheme, yaitu skema hibah untuk mendanai proyek-proyek alumni AAI. Jadi untuk teman-teman yang tertarik dan merasa terpanggil dengan tema-tema yang ditawarkan short course AAI, jangan ragu untuk daftar ya. Selamat mencoba!!!.    

   

24 komentar
  1. Nunggu surat cinta nya harap"cemas lebih cemas ngalahin dapet surat cinta dari doišŸ˜šŸ™..wah seru nih mas dapet kesempatan buat kursus singkat di sana nambah wawasan apalgi gratis dan ilmunya dapat di praktekkan..kadang banyak orang ingin ikut ini itu tapi belum ada kesempatan, kegiatannya banyak dan seru juga ya sekalian menyelam minum air:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, beruntung banget bisa kepilih ikut short course. Bahkan, pekerjaan saya sekarang karena referensi salah seorang teman yang saya kenal di short course ini hahah

      Hapus
  2. woahhh the experiences really inspiring

    BalasHapus
  3. Tema blognya baru ya..keren mas...jadi tambah semangat nulis nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak berbenah tampilan blog biar lebih seger dan enak buat yang berkunjung. Alhamdulillah saya dibantu mas Amir untuk urusan template, layout dll.

      Hapus
  4. Bener2 kagum, Kak. Bisa ikut AAI gitu. Pesti pengalamannya luar biasa banget. Gak cuman otw luar negeri, tp dpt pendidikan juga di sana. Dtambah ketemu orng2 berpengalaman lainnya. Aku ngebayangin malah takut sndiri sebab gak pandai bahasa inggirs hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kuncinya di pede untuk daftar. Sepandai apapun seseorang, tapi kalau ga berani daftar pasti ga akan dapat kesempatan. Nanti kalau ada info lagi saya update ke Keza ya

      Hapus
    2. Iya sih kak bener banget. Tp aku belum kepikiran buat ikut sih ehee... Cuman mengagumi aja kegiatan super bagus gtu.

      Hapus
  5. Wah.... Beruntung dan seru banget bisa ikut kegiatan semacam AAI gitu mas. Nambah ilmu dan temen juga. Bisa pergi ke luar negeri dan berkunjung ke berbagai tempat yang mengedukasi. Tapi harus bisa bahasa Inggris ya...
    Bahasa Jawa aja nggak ada mas, saya bisanya bahasa Jawa sama bahasa IndonesiašŸ˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti kalau ada short course berbahasa Jawa aku kabarin ya mbak Astria heheh.

      Hapus
  6. ya ampun S2
    saya S1 saja belum, jadi malu nih
    saya jadi ingat saat tukar pelajar era SMA
    ada siswa australia yang di kelas saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hidup tidak dinilai berdasarkan berapa banyak S yang kita miliki kan Mas hehehe. Eh iya pas ada siswa pertukaran begitu, dia jadinya bisa bahasa Indonesia ga mas

      Hapus
    2. bisa bahasa indonesia, tapi saat berbicara di kelas, menggunakan bahasa ingris, biar pelajar indonesia lebih menguasai bahasa inggris

      Hapus
  7. Selamat mas bisa mengikuti short course. Tidak lama, tapi bisa memberikan pengalaman tersendiri. Tema yang diikuti juga sesuai dengan apa yang sedang digalakan pada saat itu, yaitu tentang pengembangan sumber energi terbarukan.

    Bisalah diceritakan tentang proses dan proyek kecil yang dikerjakan pada saat itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas Vay, iya untuk proyek kecilnya akan diceritakan terpisah di blog ini insyaa Allah

      Hapus
  8. Boleh juga nih, dibagikan buat masyarakat/ pelajar yang berminat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh Mbak, tautannya sudah ada di atas. Silahkan dibagikan

      Hapus
  9. Wih menarique sekali kakak! Nambah wawasan dengan gratiisss. Jadi ingin coba juga. Eh tapi kayanya nunggu si kecil besaran dulu šŸ¤£

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, nunggu baby Z gedean dikit. Saya yakin ada short course yang sesuai.

      Hapus
    2. Iyaa hehe makasih banyak ya infonya!

      Hapus
  10. Nyasar ke blog ini dari BW ke mas Amir, perjalanan hidup yang mengasyikan dan luar biasa mas... semoga menjadi pembelajaran bagi rekan yang lain..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir Kang, semoga bisa bermanfaat untuk yang lain

      Hapus
  11. baca komen Mbak Henny, aku dari tadi mikir, apa ya yang beda dari blog mas Cipu, ehhh baru nyadar kalau templatenya berubahh, pantesan kok kayak ada yang fresh gitu ya hahaha. Yang ini lebih flesible mas Cipu, waktu scroll blog ke bawah, disisi kanan lebih gampang dikontrol, apa tuh namanya, scroll pinggir itu :D

    dari zaman kuliah dulu, aku pengen ikutan short course beginian, cuman ga pede dengan kemampuan bahasa inggris, padahal udah les bahasa inggris, sampe 2 lembaga yang berbeda kayaknya waktu itu. Dari dulu memang pengen bisa cas cis cus bahasa inggris, pas udah les, malah ga pede sama kemampuan sendiri wkwkwkw
    alhasil cita-cita buat ikutan course ke luar negeri kayak menguap aja

    BalasHapus